POPULER

Dari 4 Dec 2012

Thursday 4 July 2013

Cara test blog responsive

Gejala dan Pengobatan Scabies pada Anak

Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei. Scabies pada anak dapat menyebabkan kulitnya sangat gatal dan luka akibat digaruk. Penyakit ini mudah sekali menular dan perlu segera diobati.

Kutu penyebab scabies atau kudis dapat menular jika terjadi kontak langsung dengan kulit penderita, tidur berdekatan dengan penderita, atau menggunakan pakaian dan handuk yang dipakai oleh penderita. Oleh karena itu, jika anak menderita scabies, seluruh anggota keluarga juga harus diperiksa dan diobati.

Gejala dan Pengobatan Scabies pada Anak - Alodokter

Gejala Scabies pada Anak
Ketika tertular, kutu penyebab scabies akan masuk ke dalam lapisan kulit untuk hidup dan berkembang biak. Kotoran, air liur, dan telur yang mereka tinggalkan di kulit akan menimbulkan berbagai gejala alergi, seperti:

Gatal parah yang biasanya memburuk pada malam hari atau setelah mandi air panas. Jika digaruk, akan terbentuk luka dan keropeng, serta berisiko menyebabkan infeksi bakteri di kulit.
Bentol-bentol atau lepuhan pada kulit tempat kutu bersembunyi.
Kulit kemerahan dan muncul ruam.
Kulit bersisik atau berkerak.
Berbagai gejala tersebut baru akan muncul 4-6 minggu setelah kutu penyebab scabies menyerang kulit anak.

Pada anak umur 2 tahun ke atas, bentol kecil scabies biasanya muncul di tangan, sela-sela jari, pergelangan tangan, pinggang, paha, pusar, daerah selangkangan, dan ketiak. Sedangkan pada anak di bawah usia 2 tahun, benjolan biasanya tumbuh di kepala, leher, telapak tangan, dan telapak kaki.

Mengobati Scabies pada Anak
Jika Si Kecil menunjukkan gejala scabies, segeralah bawa ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan pengobatan scabies.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melihat kondisi kulit Si Kecil untuk menemukan tanda-tanda scabies. Bila perlu, dokter akan memeriksa sampel kulitnya dengan mikroskop untuk mencari kutu scabies.

Jika Si Kecil sudah dipastikan menderita scabies, dokter akan meresepkan obat berupa:

Krim dan losion yang mengandung permethrin, lindane, sulfur, atau crotamiton.
Obat antihistamin luntuk membantu meringankan rasa gatal.
Obat ivermectin untuk scabies yang luas dan berat.
Antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri pada kulit Si Kecil.
Pengobatan scabies pada anak membutuhkan waktu kurang lebih 4-6 minggu, sampai penyakit ini sembuh dan gejalanya hilang. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda perlu bersabar dalam merawat anak dengan scabies, dan jangan menghentikan pengobatan tanpa anjuran dokter.

Selain pengobatan dari dokter, lakukan juga langkah-langkah berikut ini untuk mengatasi scabies pada anak:

Periksakan semua orang yang tinggal serumah dengan anak ke dokter agar dapat diobati. Hal ini untuk mencegah scabies kambuh kembali.
Mandikan Si Kecil dalam waktu 8-12 jam setelah ia diberikan obat oles pembasmi kutu.
Jangan mengoleskan salep pada mata, hidung dan mulut Si Kecil, kecuali jika dianjurkan oleh dokter.
Mandikan Si Kecil dengan air hangat.
Cuci pakaian, handuk, boneka, dan alas tidur dengan air panas (setidaknya pada suhu 60°C) untuk membunuh kutu dan telurnya. Untuk barang-barang yang tidak dapat dicuci, masukkan ke dalam freezer atau wadah kedap udara selama beberapa hari.
Setrika pakaian, alas tidur, dan handuk Si Kecil.
Jemur selimut, bantal, dan guling selama beberapa hari di bawah sinar matahari untuk mematikan kutu.
Potong kuku Si Kecil untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh garukan.
Jika Si Kecil masih merasa gatal setelah obat scabies pada anak habis, atau Si Kecil kembali terkena scabies setelah selesai pengobatan, kembalilah ke dokter untuk mendapatkan pengobatan ulang.

............


Apa itu kudis (scabies)?
Kudis atau dikenal juga dengan nama skabies (scabies) adalah penyakit kulit menular akibat tungau Sarcoptes scabiei. Tungau tersebut dapat masuk ke dalam kulit untuk bertahan hidup dan bertelur. Tungau bahkan bisa terus berada dalam kulit sampai dua bulan lamanya

Infeksi akibat tungau Sarcoptes scabiei dapat menyebabkan kulit terasa sangat gatal sebagai reaksi alergi. Rasa gatal biasanya akan lebih terasa parah pada malam hari.

Ada dua jenis skabies, yaitu kudis biasa dan Norwegian scabies atau skabies berkrusta (kudis api). Orang yang terkena kudis umumnya hanya memiliki 15-20 tungau di kulitnya. Namun, orang dengan skabies berkrusta bisa memiliki hingga seribu tungau di kulit.

Seberapa umumkah penyakit ini?
Kudis adalah penyakit yang sangat umum terjadi dalam masyarakat. Pasalnya, tungau skabies dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik yang erat, misalnya dalam keluarga, play group atau penitipan anak, sekolah, panti jompo, dan penjara.

American Academy of Dermatology melaporkan ada jutaan orang yang terkena penyakit ini di seluruh dunia setiap tahunnya.

Kudis dapat menyerang semua orang dari berbagai usia, ras, tingkat sosial, dan situasi hidupnya. Bahkan, orang yang sangat menjaga kebersihannya pun bisa terkena kudis.

Kudis bisa diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.


Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda dan gejala kudis (scabies)?
Anda umumnya baru akan menunjukkan gejala kudis dalam 4-6 minggu setelah paparan awal dengan tungau. Namun jika Anda sudah pernah terkena penyakit ini sebelumnya, gejala dapat muncul lebih cepat, yaitu sekitar 1-4 hari setelah paparan.

Pada orang dewasa dan anak yang lebih tua, skabies paling sering ditemukan di:

Antara jari tangan
Sekitar kuku
Ketiak
Sekitar pinggang
Pergelangan tangan
Atas siku bagian dalam
Telapak kaki
Sekitar payudara
Sekitar area kelamin pria
Pantat
Lutut
Atas tulang belikat
Area kulit yang ditutupi perhiasan
Kudis pada bayi dan anak kecil mungkin muncul di:

Kulit kepala
Wajah
Leher
Telapak tangan
Telapak kaki
Tanda dan gejala scabies secara umum dapat meliputi:

Gatal
Gatal menjadi salah satu gejala paling umum dari skabies. Rasa gatal pada kulit biasanya sangat kuat, dan cenderung semakin parah saat malam sehingga membuat susah tidur.

Gatal di kulit akibat skabies berkusta rasanya pun jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan kudis biasa.

Ruam
Ruam kulit akibat kudis biasanya berupa benjolan keras yang sering kali membentuk garis seperti terowongan. Benjolan ini bisa terlihat seperti bekas gigitan serangga yang kecil berwarna merah atau bahkan seperti jerawat.

Sebagian orang bahkan mengalami ruam di tangan dengan bercak bersisik seperti gejala eksim.

Luka
Luka biasanya terbentuk akibat terlalu keras menggaruk kulit yang gatal. Luka kerap muncul di pagi hari karena tanpa sadar mereka menggaruk kulitnya dengan keras saat sedang tidur.

Luka yang dibiarkan tanpa diobati bisa berkembang menjadi infeksi berupa sepsis. Sepsis adalah infeksi yang masuk ke aliran darah dan merupakan kondisi nedis yang mengancam nyawa.

Kerak tebal pada kulit
Kerak biasanya muncul ketika Anda memiliki kudis berkrusta atau Norwegian scabies karena jumlah tungau yang hidup di kulit bisa mencapai ribuan.

Maka, salah satu tanda umum dari Norwegian scabies ini adalah kerak tebal yang tersebar luas di kulit. Biasanya kerak terlihat berwarna keabu-abuan dan mudah hancur saat disentuh.

Kadang, kerak muncul di satu atau beberapa area tubuh yang terkena, seperti kulit kepala, punggung, atau kaki.

Anda perlu berhati-hati terhadap scabies berkrusta karena kerak pada kulit pengidapnya bisa dengan mudah jatuh. Kerak ini sangat menular karena juga mengandung tungau di dalamnya.

Oleh sebab itu, jangan menyentuh atau mengorek rontokan kerak pada orang yang memiliki Norwegian scabies jika tidak ingin tertular.

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter.

Kapan harus pergi ke dokter?
Hubungi dokter jika Anda memiliki tanda dan gejala kudis seperti yang telah disebutkan. Gejala seperti gatal dan benjolan kecil di atas kulit yang terkena kudis hampir mirip dengan kondisi kulit lainnya, seperti dermatitis atau eksim.

Untuk itu,konsultasi dengan dokter Anda agar mendapatkan diafgnosis dan pengobatan yang tepat.

Penyebab
Apa penyebab kudis (scabies)?
Sarcoptes scabiei yang berukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang adalah penyebab kudis pada manusia.

Tungau betina masuk kemudian menggali bawah kulit dan membuat saluran untuk bertelur. Setelah telur menetas, larva tungau bergerak ke permukaan kulit untuk tumbuh.

Tungau, telur, dan kotoran mereka membuat Anda merasa gatal sebagai reaksi alergi tubuh terhadap keberadaan tungau.

Tungau dapat menyebar ke area kulit lainnya atau bahkan ke orang lain. Bila Anda melakukan kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, tungau juga dapat menyebar. Selain itu, berbagi barang yang sama dengan orang yang terinfeksi, seperti handuk, sprei, dan pakaian, bisa membuat tungau menyebar.

Beberapa hewan juga diketahui memiliki tungau ini pada tubuhnya. Namun, perlu diingat bahwa penyakit kudis tidak menular dari hewan yang terinfeksi. Anda hanya akan tertular jika melakukan kontak dengan manusia lainnya yang terinfeksi.

Sekalipun menular, Anda tak perlu terlalu khawatir. Biasanya, Anda tidak akan tertular skabies hanya dengan berjabat tangan atau berpelukan. Sebab, tungau butuh waktu lebih lama untuk merangkak dari satu orang ke orang lainnya.

Faktor-faktor risiko
Apa yang membuat saya berisiko terkena kudis (scabies)?
Risiko kudis atau skabies akan meningkat pada:

Anak-anak
Dewasa muda yang akif secara seksual
Tinggal bersama di panti jompo, penjara, asrama, dan bermain tempat penitipan anak yang memiliki scabies
Pasien yang sedang rawat inap
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga meningkatkan risiko terkena scabies. Kondisi ini khususnya berlaku untuk Norwegian scabies.

Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat tungau berkembang biak dengan subur. Hal ini disebabkan oleh orang dengan imun rendah tidak mampu melawan tungau. Tanpa perlawanan dari tubuh, tungau akan berkembang biak dengan sangat cepat.

Lansia, orang dengan HIV/AIDS, penerima transplantasi organ, pengidap kanker, dan orang yang sedang menjalani kemoterapi juga sangat berisiko terkena skabies.

Diagnosis dan Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana cara mendiagnosis kudis (scabies)?
Dokter biasanya akan mendiagnosis kudis atau skabies dengan cara memeriksa kulit dari kepala hingga kaki. Dokter akan mencari tanda-tanda keberadaan tungau dari tampilan kulit Anda.

Untuk memastikannya, biasanya dokter akan mengambil sedikit sampel kulit atau biopsi kulit yang dicurigai menjadi tempat bersarangnya tungau.

Dokter kemudian akan melihatnya di bawah mikroskop untuk menemukan tungau dan telurnya. Dari sinilah dokter akan bisa melihat apakah Anda memang terkena kudis atau tidak.

Bagaimana cara mengobati kudis (scabies)?
Kudis atau skabies bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Berikut berbagai obat yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengatasi kudis atau skabies:

5% krim permethrin, untuk menghilangkan kudis dan telurnya (untuk anak 2 bulan ke atas dan wanita hamil)
25% persen losion benzyl benzoate
5 sampai 10%  salep sulfur
10% krim crotamiton (tidak boleh digunakan untuk anak dan wanita hamil).
1% losion lindane (tidak untuk anak di bawah dua tahun, wanita hamil atau menyusui, lansia, dan orang yang memiliki berat kurang dari 50 kg).
Walaupun obat ini membunuh tungau dengan cepat, rasa gatal mungkin tidak sepenuhnya hilang selama beberapa minggu.

Sementara itu, untuk scabies yang menutupi sebagian besar tubuh dan berkrusta, dibutuhkan obat yang lebih kuat. Biasanya dokter akan meresepkan ivermectin. Obat ini biasanya banyak diresepkan untuk anak, pasien yang positif HIV, dan orang yang tubuhnya tidak merespons losion dan krim.

Sebagian orang biasanya hanya perlu mengambil satu dosis saja. Akan tetapi, sebagian lainnya justru perlu mengambil 2 sampai 3 dosis untuk menyembuhkan kudis. Pil biasanya diminum dua minggu sekali atau sesuai anjuran dokter.

Selain krim, losion, dan ivermectin, dokter juga akan memberikan kombinasi perawatan lain seperti:

Antihistamin, untuk mengendalikan rasa gatal dan membantu tidur.
Losion Pramoxine, untuk mengendalikan rasa gatal.
Antibiotik, untuk menghilangkan infeksi.
Krim steroid, untuk mengurangi kemerahan, bengkak, dan gatal.
Siapa saja yang memerlukan pengobatan kudis (scabies)?
Tak hanya orang yang terinfeksi, pengobatan kudis juga mungkin diperlukan semua orang yang pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi atau tinggal bersama dengan penderita. Hal ini tentu saja melakukan hubungan seks dengan orang terinfeksi kudis.

Bahkan, orang yang tidak menandakan adanya tanda dan gejala kudis juga perlu diobati.  Apalagi jika scabies menginfeksi banyak orang di panti jompo, penjara, dan fasilitas umum bersama lainnya. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk mencegah wabah kudis beberapa waktu kemudian.

Biasanya kudis bisa sembuh dan hilang jika Anda rutin menggunakan semua obat yang diresepkan dokter. Obat-obatan ini perlu dioleskan dari mulai leher hingga ke jari-jari kaki.

Untuk bayi dan anak-anak, dokter mungkin akan meminta orangtua untuk mengoleskan salep ke kepala dan wajahnya. Biasanya obat-obatan ini perlu dioleskan sebelum Anda tidur.

Dengan begitu, obat memiliki waktu hingga sekitar 8 jam untuk menyerap ke dalam kulit dan mengatasi kudis serta tungau yang bersarang.

Dokter juga akan meminta Anda untuk mengulangi proses ini setiap hari selama satu minggu untuk hasil yang lebih optimal. Pastikan untuk melakukan pengobatan sesuai petunjuk dokter.

Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ini?
Berikut adalah yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mengobati scabies/kudis.

Mengompres kulit
Untuk mengurangi gatal, Anda bisa mengompres kulit dengan handuk yang telah dicelupkan ke dalam air dingin atau panas. Lakukan kapan pun Anda memerlukannya.

Mengompres kulit yang gatal jauh lebih baik dibandingkan dengan menggaruknya. Ini karena menggaruk kulit yang gatal bisa menyebabkan luka dan infeksi pada kulit.

Mengoleskan losion penenang
Losion calamine bisa membantu meredakan sakit, gatal, dan iritasi kulit ringan. Losion ini biasanya dijual bebas di apotek tanpa perlu resep dokter. Namun, jika Anda ragu konsultasikan terlebih dahulu ke dokter apakah boleh menggunakan losion ini atau tidak.

Gel lidah buaya
Tak hanya meringankan gejala terbakar matahari, gel lidah buaya juga bisa mengurangi gatal akibat kudis. Sebuah penelitian di tahun 2009 yang diterbitkan dalam Phythotheraphy research menemukan bukti keefektifan bahan ini untuk kudis.

Dari hasil penelitian, ditemukan fakta bahwa gel lidah buaya sama efektifnya dengan benzyl benzoate yang biasa diresepkan untuk mengobati kudis. Bahkan, penelitian menemukan fakta bahwa tidak ada efek samping yang muncul saat seseorang diobati dengan bahan yang satu ini.

Jika Anda berniat mencobanya, pastikan untuk membeli gel lidah buaya murni tanpa zat tambahan.

Minyak cengkeh
Penelitian yang diterbitkan dalam PLOS One menunjukkan fata bahwa minyak cengkeh efektif untuk membunuh kudis. Minyak ini memiliki sifat antimikroba, anestesi, dan antioksidan yang bisa membantu proses penyembuhan kudis secara alami.

Namun, tes yang dilakukan masih terbatas dengan menggunakan sampel scabies dari hewan, yaitu babi dan kelinci. Oleh sebab itu, masih dibutuhkan lebih banyak penelitian pada manusia untuk membuktikan keefektifan minyak cengkeh.

Selain minyak cengkeh, ada beberapa minyak esensial lain yang bisa membantu mengobati kudis di rumah, yaitu:

Minyak lavender
Minyak biji adas manis
Minyak serai
Minyak ylang-ylang
Minyak thyme
Minyak peppermint
Minyak jeruk
Minyak nimba
Minyak, sabun, dan krim nimba bisa menjadi salah satu pengobatan rumahan yang cukup efektif untuk kudis. Pasalnya, nimba mengandung antiradang, antibakteri, dan analgesik.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam parasitology research, menemukan fakta bahwa sampo ekstrak biji nimba bisa menyembuhkan kudis pada anjing.

Dari 10 anjing yang terinfeksi, lebih dari setengahnya mengalami peningkatan kondisi setelah tujuh hari.

Setelah 14 hari menggunakan sampo, 8 anjing sembuh dan 2 lainnya tinggal memiliki sedikit tungau saja pada tubuhnya. Namun, tetap diperlukan penelitian lanjutan dengan sampel yang lebih besar untuk membuktikan keefektifannya.

Pencegahan
Bagaimana cara mencegah kudis (scabies)?
Berikut berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan kudis:

Menghindari kontak dengan orang atau benda yang terinfeksi
Karena kudis sangat mudah menular dari kulit ke kulit, usahakan untuk menghindari kontak langsung dengan orang atau benda yang terinfeksi.

Gunakan baju dan celana panjang jika di rumah ada anggota keluarga yang terinfeksi penyakit kulit ini. Selain itu, jangan bertukar pakaian atau tidur dalam satu kasur yang sama agar Anda tidak mudah tertular.

Mencuci barang yang mungkin terinfeksi dengan air panas
Seprai, pakaian, dan handuk yang ditaruh berdekatan atau dicampur dengan milik orang yang terinfeksi scabies selama tiga hari sebelum pengobatan sebaiknya dicuci bersih.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, cucilah barang-barang ini dengan air panas atau bawa ke laundry untuk meminta di dry cleaning.

Namun, jika barang tidak memungkinkan untuk dicuci dengan dry cleaning usahakan untuk menyimpannya dalam plastik tertutup selama seminggu. Tungau kudis yang menempel ini biasanya tidak bisa bertahan hidup lebih dari 2-3 hari di luar kulit manusia.

Rutin membersihkan rumah
Kudis, terutama yang berkrusta, dapat dengan mudah menular lewat kerak tebal yang mungkin rontok dari kulit pengidapnya. Oleh karena itu, jika ada anggota keluarga yang terkena scabies usahakan untuk rutin membersihkan atau memvakum lantai rumah Anda.

Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan ke dokter Anda untuk dapat lebih mengerti solusi terbaik untuk Anda.


Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.