PENYAKIT
DIABETES
Gula
didalam tubuh yang dikenal sebagai gula darah atau glukosa darah.
Tiap
sel di dalam tubuh harus mendapatkan sumber glukosa untuk memicu metabolisme.
Sel
menggunakan glukosa untuk memperkuat proses pertumbuhan & pemulihan.
Sistem
pencernaan merubah makanan menjadi glukosa yang kemudian dilepaskan dalam
aliran darah.
Hormon
insulin, yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas, mengatur glukosa dari darah
untuk disalurkan kedalam sel sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Kalau sel tidak mendapat jumlah glukosa yang mencukupi, sel akan menjadi
‘kelaparan’ & akhirnya akan mati. Pada saat seperti itu, jaringan & organ
tubuh akan mulai memburuk keadaanya. Itulah yang disebut Penyakit Diabetes.
|
Satu diantara penyakit masyarakat moden
adalah diabetes. Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian, namun bisa
menyebabkan sakit ginjal, sakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, katarak,
kerusakan saraf, kehilangan pendengaran & kebutaan. Diperkirakan bahawa 45%
penduduk berisiko diserang penyakit ini.
Diabetes Melitus dikenal juga sebagai kencing
manis. Gejala Diabetes Melitus terutama terjadi akibat menumpuknya glukosa
dalam darah sehingga dikeluarkan bersama urin. Dalam kondisi ini produksi
insulin dari pankreas menurun sehingga metabolisme terganggu. Hal ini menyebabkan
glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel sehingga konsentrasi glukosa darah
meningkat. Timbunan glukosa tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan energi & akhirnya dibuang bersama urin.
Adapun Insulin berfungsi mengubah glukosa
menjadi energi untuk sel (Glukosa darah tidak dapat langsung digunakan sebagai
energi harus ditransfer terlebih dahulu ke dalam sel melalu proses oksidasi
dalam sel).
Insulin juga mengubah glukosa menjadi energi
cadangan (glikogen & lemak). Jika glukosa darah berlimpah akan diubah
mejadi glikogen & disimpan di hati & otot. Sedangkan lemak disimpan
dalam jaringan lemak.
Terdapat dua jenis diabetes yang utama, yaitu
DIABETES TIPE I & DIABETES TIPE II.
DIABETES TIPE I, yaitu diabetes yang
bergantung kepada insulin. Pada diabetes TIPE I pankreas tidak mampu
menghasilkan kadar insulin yang cukup untuk menghantarkan glukosa bolak balik
pada semua sel di dalam tubuh. Pengobatannya adalah dengan cara penyuntikan
insulin sekali atau lebih sehari bersama dengan diet rendah gula yang ketat.
DIABETES TIPE II dikenal juga sebagai
diabetes yang tidak bergantung kepada insulin. Diabetes TIPE II hanya berlaku
pada ketika sesaorang sudah dewasa & ia berlaku kerana sel tidak mampu
menyerap kadar normal insulin yang dikeluarkan oleh pankreas.
Bagi kedua-dua tipe diabetes ini kadar
glukosa didalam darah meningkat sedangkan selnya tidak berfungsi lagi. Sekitar
90% pengidap diabetes adalah dari tipe II & 85% darinya adalah disebabkan
oleh berat badan yang berlebihan.
JENIS MAKANAN DAPAT MENINGKATKAN RESIKO
TERKENA DIABETES ATAU MELINDUNGI SESAORANG DARI DIABETES.
Para peneliti telah menemukan bahwa
konsumsi berlebihan MINYAK SAYUR
SULING menyebabkan penyakit diabetes. Hal ini telah dikuatkan lagi dengan
satu bukti kajian atas makanan binatang dimana ia menimbulkan diabetes dengan
hanya memberi makan kandungan lemak poli tak jenuh yang cukup banyak.
Kemudian dengan hanya membatasi pengambilan lemak, binatang-binatang tesebut
telah mengalami penyembuhan dari penyakitnya (diabetes). Kesimpulannya diet
rendah lemak sangat efektif dalam pengendalian diabetes.
Dalam
Journal of the Indian Medicine
Association melaporkan bahwa diabetes tipe II di India telah meningkat,
ketika orang mengabaikan MINYAK KELAPA & lebih memilih minyak sayur poli-tak jenuh yang
dipromosikan perusahaan pembuatnya sebagai minyak yang “baik untuk jantung”.
Hal yang tak jauh beda dengan Iklan minyak goreng di Indonesia.
Namun ada lemak yang boleh dimakan oleh
penderita diabetes tanpa rasa takut, yaitu VCO. VCO tidak menyebabkan
diabetes & VCO dapat membantu mengatur gula darah, sekaligus mengurangi
pengaruh penyakit diabetes. Orang Nautu (sebuah pulau di Pasifik Selatan)
menggunakan banyak minyak kelapa selama beberapa generasi & tidak pernah
dijumpai penyakit diabetes, namun ketika mereka mengganti dengan makan dari
minyak lain hasilnya adalah bencana.
|
VCO sangat cocok bagi penderita Diabetes,
karena VCO membantu memberi energi kepada sel, VCO dapat mudah diserap tubuh
tanpa memerlukan enzim atau insulin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pancreas (VCO tidak membutuhkan insulin untuk dapat
dibakar guna menghasilkan energi), hal ini sangat menguntungkan penderita
Diabetes yang telah mengalami kekurangan insulin tubuh. Pada saat VCO dibakar
turut dibakar pula glukosa & lemak yang sebelumnya telah tertimbun sehingga
kadar gula dalam darah relatif normal.
VCO terbukti dapat memperbaiki sekresi
insulin & pendayagunaan glukosa darah. VCO meningkatkan & memperbaiki
hormon insulin & menghantarkan glukosa ke sel.
Kandungan MCFA (Medium Chain Fatty Acid)
dalam VCO mampu merangsang produksi insulin sehingga membantu proses perubahan
glukosa menjadi energi untuk sel. MCFA pada VCO dikirim secara langsung ke hati
untuk diubah menjadi tenaga & tidak ke dalam tubuh sebagai jaringan lemak.
VCO dapat meningkatkan metabolisme yang menyebabkan tubuh membakar lebih banyak
kalori yang berarti akan menambah penurunan berat badan. Penurunkan berat badan
dapat dilakukan hanya dengan menambahkan VCO kedalam makanan.
Bagi
Penderita diabetes VCO membantu menstabilkan kadar glukosa darah & membantu
mengurangi berat badan yang berlebihan, VCO satu-satunya minyak yang
sebaiknya dimakan oleh penderita diabetes.
Olahraga
dianjurkan untuk membantu penderita diabetes mengendalikan gula darahnya,
karena olahraga akan meningkatkan metabolisme.
Metabolisme
yang lebih cepat akan merangsang penambahan pengeluaran insulin yang
diperlukan & meningkatkan penyerapan glukosa di dalam sel, sehingga dapat
membantu penderita diabetes tipe I & penderita diabetes tipe II.
|
Riset
Ilmiah Membuktikan Keampuhan VCO Mengendalikan Kadar Gula Darah
Sumber: Majalah Trubus, 2009 - (Ari
Chaidir/Peliput: Faiz Yajri & Vina Fitriani)
Prof
Dr Bambang Setyaji,
ahli VCO dari Universitas Gadjah Mada, mengatakan minyak perawan itu
mengandung asam lemak jenuh rantai sedang (medium chain fatty acid atau MCFA)
dengan kadar yang tinggi, terutama asam laurat 43-53%.
|
Menurut dr M Masjhoer MS Med SpFK, ahli farmakologi klinis di Universitas
Diponegoro, MCFA mampu merangsang & meningkatkan kemampuan sel ß pankreas
dalam memproduksi insulin.
|
Penelitian Shinta Febriana Yustisiari, dari Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah.
Ia menguji 25 tikus yang dibagi menjadi 5
kelompok.
Kelompok I adalah kontrol negatif, diberi 2
ml akuades.
Yustisiari memberi VCO berdosis 0,57 ml,
1,13 ml, & 2,27 ml per 100 g bobot tubuh masing-masing untuk kelompok II,
III, & IV.
Sedangkan kelompok V diberi glibenklamid
(obat antidiabetes).
Dalam riset itu terbukti bahwa pemberian
VCO menurunkan kadar glukosa darah seperti halnya pemberian glibenklamid.
|
Menurut Dr dr Indwiani Astuti, peneliti di Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, sifat antioksidan VCO juga melindungi
pankreas. Sehingga kinerja pankreas memproduksi insulin tetap prima. Pasokan
insulin lancar, glukosa darah pun terkontrol.
|
Terstimoni
Pengguna VCO
TOTO
HENDARTO, Pria Kelahiran 6 Januari 1962, Alumnus Universitas Negeri
Yogyakarta
Toto Hendarto dilarikan ke rumahsakit
setelah merasakan sesak napas, & terjatuh di lantai kamar tidur. Di ruang
gawat darurat dokter memeriksa kesehatan Toto (47 tahun).
Dari hasil pemeriksaan diketahui kadar gula
darah 770 mg/dl. (Kadar gula normal pria dewasa 110-160 mg/dl). Selama opname
8 hari di rumahsakit ia menjalani diet karbohidrat, protein, & gula.
Ketika kembali di rumah, ia patuh mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter,
namun kadar gula darah tak juga turun meski setahun ia rutin menelan obat
antidiabetes mellitus. Suatu pagi usai shalat Idul Fitri, ia berjumpa teman
yang menyarankannya untuk mengkonsumsi VCO. Namun ia ragu. 'Masak saya diberi
minyak. Jangan-jangan malah kolesterol yang naik,' ujar Toto. Setelah
temannya itu meyakinkannya, akhirnya toto mengkonsumsi VCO, yaitu 1 sendok
makan 2kali sehari. Setelah menghabiskan 5 botol (isi 1botol 80 ml) ia
merasakan lebih bugar & tak mudah mengantuk seperti sebelum konsumsi VCO.
Ketika ia memeriksakan diri ke dokter, kadar gula darah mendekati ambang
normal: 180 mg/dl. Pengecekan terakhir 2 bulan lalu, kadar gula darahnya normal.
(disarikan dari MAJALAH TRUBUS )
|
SISYATMI,
53 tahun, Ibu Rumah Tangga, Dagan Bobotsari, Purbalingga.
Awal mulanya timbul bintik kecil yang
kemudian berubah jadi luka yang tidak kunjung sembuh. Saya berobat ke dokter
& dilanjutkan dengan tes darah, hasil tes menunjukkan saya positif
menderita DIABETES MILITUS. Setelah minum obat dari dokter, kadar gula dalam
darah kembali normal & luka pada kaki mengering, namun masih terasa nyeri
terutama pada malam hari & ini berlangsung lama sehingga berakibat mengganggu
tidur saya.
Pada pertengahan November 2005 adik saya
datang dari Yogyakarta membawa sebotol VCO ukuran 300 ml, yang kemudian saya
minum 3 X 2 sendok makan sehari. Pada bekas luka di kaki juga saya olesi
dengan VCO. Alhamdulillah dengan ijin Allah S.W.T , baru sehari minum VCO
terjadi perubahan yang nyata pada diri saya yaitu bekas luka pada kaki saya
sudah tidak terasa nyeri lagi, sehingga saya dapat tidur malam dengan
nyenyak, & sungguh badan terasa segar & lebih enerjik sepanjang hari.
|
BIDRIAN,
41 Th, Pegawai Swasta, Jakarta Selatan
10 tahun saya sakit DIABETES MILLITUS type
B, dari tahun 1996 pada saat usia 30 th. Sejak itu saya mulai pantan makan
& minum yang berakibat meningkatnya kadar gula darah. Saya mengenal VCO
dari media internet. Dosis sehari 3 X 3 sendok makan, Alhamdulillah selama 2
bulan penuh saya RUTIN minum VCO dengan perlahan & pasti semua keluhan
yang menyertai sakit Diabetes saya sembuh total & kadar gula darah yang
biasanya naik turun sebelum minum VCO sekarang dalam kondisi normal & terkontrol
secara tetap.
Sekarang saya sembuh, tapi tetap jaga
pantangan makan & minum pemicu kadar gula darah naik sesuai anjuran
dokter, olahraga teratur & tetap minum VCO dengan takaran sehari 2 X 1
sendok makan.
|
Komplikasi Diabetes
Militus, Asam Urat, Darah Tinggi, Gangguan Ginjal & Kolesterol
Siti Zaitin Nur yang mengidap diabetes
militus, asam urat, darah tinggi, gangguan ginjal & kolesterol
membuktikannya. Sembilan tahun lamanya perempuan pengacara itu mencari
kesembuhan ke australia, amerika serikat, & singapura. Namun kesembuhan
yang diharapkan bagai menjauh. VCO-lah yang akhirnya menuntaskan rombongan
penyakit itu.
Demikian pula yang di alami Rudy T.
Bobot tubuh berlebih 96Kg mengantarkan
pengusaha muda itu pada PENYAKIT DIABETES MILITUS & akhirnya DISFUNGSI
EREKSI.
Ketika obat dokter tak kunjung
menyembuhkan, pria 46 tahun itu menoleh ke VCO.
3 bulan rutin mengkonsumsi VCO, bobot
badannya berangsur-angsur turun hingga 82 Kg.
Bersamaan dengan itu kadar gula darahnya
juga normal & disfungsi ereksi pun berakhir.
Orang-orang seperti Siti Zaitin Noor & Rudy
T jumlahnya ribuan.
Enam bulan terakhir saja tercatat 1112
orang dengan berbagai penyakit sembuh. Itu data sebuah klinik di kawasan
Cilandak, Jakarta selatan.
Sumber: Majalah Trubus, Juni 2005
|