POPULER

Dari 4 Dec 2012

Sunday, 8 March 2015

DIABETES



PENYAKIT DIABETES
Gula didalam tubuh yang dikenal sebagai gula darah atau glukosa darah.
Tiap sel di dalam tubuh harus mendapatkan sumber glukosa untuk memicu metabolisme.
Sel menggunakan glukosa untuk memperkuat proses pertumbuhan & pemulihan.
Sistem pencernaan merubah makanan menjadi glukosa yang kemudian dilepaskan dalam aliran darah.
Hormon insulin, yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas, mengatur glukosa dari darah untuk disalurkan kedalam sel sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar. Kalau sel tidak mendapat jumlah glukosa yang mencukupi, sel akan menjadi ‘kelaparan’ & akhirnya akan mati. Pada saat seperti itu, jaringan & organ tubuh akan mulai memburuk keadaanya. Itulah yang disebut Penyakit Diabetes.

Satu diantara penyakit masyarakat moden adalah diabetes. Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian, namun bisa menyebabkan sakit ginjal, sakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, katarak, kerusakan saraf, kehilangan pendengaran & kebutaan. Diperkirakan bahawa 45% penduduk berisiko diserang penyakit ini.

Diabetes Melitus dikenal juga sebagai kencing manis. Gejala Diabetes Melitus terutama terjadi akibat menumpuknya glukosa dalam darah sehingga dikeluarkan bersama urin. Dalam kondisi ini produksi insulin dari pankreas menurun sehingga metabolisme terganggu. Hal ini menyebabkan glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel sehingga konsentrasi glukosa darah meningkat. Timbunan glukosa tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi & akhirnya dibuang bersama urin.

Adapun Insulin berfungsi mengubah glukosa menjadi energi untuk sel (Glukosa darah tidak dapat langsung digunakan sebagai energi harus ditransfer terlebih dahulu ke dalam sel melalu proses oksidasi dalam sel).
Insulin juga mengubah glukosa menjadi energi cadangan (glikogen & lemak). Jika glukosa darah berlimpah akan diubah mejadi glikogen & disimpan di hati & otot. Sedangkan lemak disimpan dalam jaringan lemak.

Terdapat dua jenis diabetes yang utama, yaitu DIABETES TIPE I & DIABETES TIPE II.
DIABETES TIPE I, yaitu diabetes yang bergantung kepada insulin. Pada diabetes TIPE I pankreas tidak mampu menghasilkan kadar insulin yang cukup untuk menghantarkan glukosa bolak balik pada semua sel di dalam tubuh. Pengobatannya adalah dengan cara penyuntikan insulin sekali atau lebih sehari bersama dengan diet rendah gula yang ketat.

DIABETES TIPE II dikenal juga sebagai diabetes yang tidak bergantung kepada insulin. Diabetes TIPE II hanya berlaku pada ketika sesaorang sudah dewasa & ia berlaku kerana sel tidak mampu menyerap kadar normal insulin yang dikeluarkan oleh pankreas.

Bagi kedua-dua tipe diabetes ini kadar glukosa didalam darah meningkat sedangkan selnya tidak berfungsi lagi. Sekitar 90% pengidap diabetes adalah dari tipe II & 85% darinya adalah disebabkan oleh berat badan yang berlebihan.




JENIS MAKANAN DAPAT MENINGKATKAN RESIKO TERKENA DIABETES ATAU MELINDUNGI SESAORANG DARI DIABETES.
Para peneliti telah menemukan bahwa konsumsi berlebihan MINYAK SAYUR SULING menyebabkan penyakit diabetes. Hal ini telah dikuatkan lagi dengan satu bukti kajian atas makanan binatang dimana ia menimbulkan diabetes dengan hanya memberi makan kandungan lemak poli tak jenuh yang cukup banyak. Kemudian dengan hanya membatasi pengambilan lemak, binatang-binatang tesebut telah mengalami penyembuhan dari penyakitnya (diabetes). Kesimpulannya diet rendah lemak sangat efektif dalam pengendalian diabetes.
Dalam Journal of the Indian Medicine Association melaporkan bahwa diabetes tipe II di India telah meningkat, ketika orang mengabaikan MINYAK KELAPA & lebih memilih minyak sayur poli-tak jenuh yang dipromosikan perusahaan pembuatnya sebagai minyak yang “baik untuk jantung”. Hal yang tak jauh beda dengan Iklan minyak goreng di Indonesia.

Namun ada lemak yang boleh dimakan oleh penderita diabetes tanpa rasa takut, yaitu VCO. VCO tidak menyebabkan diabetes & VCO dapat membantu mengatur gula darah, sekaligus mengurangi pengaruh penyakit diabetes. Orang Nautu (sebuah pulau di Pasifik Selatan) menggunakan banyak minyak kelapa selama beberapa generasi & tidak pernah dijumpai penyakit diabetes, namun ketika mereka mengganti dengan makan dari minyak lain hasilnya adalah bencana.

VCO sangat cocok bagi penderita Diabetes, karena VCO membantu memberi energi kepada sel, VCO dapat mudah diserap tubuh tanpa memerlukan enzim atau insulin yang dikeluarkan oleh kelenjar pancreas (VCO tidak membutuhkan insulin untuk dapat dibakar guna menghasilkan energi), hal ini sangat menguntungkan penderita Diabetes yang telah mengalami kekurangan insulin tubuh. Pada saat VCO dibakar turut dibakar pula glukosa & lemak yang sebelumnya telah tertimbun sehingga kadar gula dalam darah relatif normal.
VCO terbukti dapat memperbaiki sekresi insulin & pendayagunaan glukosa darah. VCO meningkatkan & memperbaiki hormon insulin & menghantarkan glukosa ke sel.
Kandungan MCFA (Medium Chain Fatty Acid) dalam VCO mampu merangsang produksi insulin sehingga membantu proses perubahan glukosa menjadi energi untuk sel. MCFA pada VCO dikirim secara langsung ke hati untuk diubah menjadi tenaga & tidak ke dalam tubuh sebagai jaringan lemak. VCO dapat meningkatkan metabolisme yang menyebabkan tubuh membakar lebih banyak kalori yang berarti akan menambah penurunan berat badan. Penurunkan berat badan dapat dilakukan hanya dengan menambahkan VCO kedalam makanan.

Bagi Penderita diabetes VCO membantu menstabilkan kadar glukosa darah & membantu mengurangi berat badan yang berlebihan, VCO satu-satunya minyak yang sebaiknya dimakan oleh penderita diabetes.
Olahraga dianjurkan untuk membantu penderita diabetes mengendalikan gula darahnya, karena olahraga akan meningkatkan metabolisme.
Metabolisme yang lebih cepat akan merangsang penambahan pengeluaran insulin yang diperlukan & meningkatkan penyerapan glukosa di dalam sel, sehingga dapat membantu penderita diabetes tipe I & penderita diabetes tipe II.

Riset Ilmiah Membuktikan Keampuhan VCO Mengendalikan Kadar Gula Darah
Sumber: Majalah Trubus, 2009 - (Ari Chaidir/Peliput: Faiz Yajri & Vina Fitriani)

Prof Dr Bambang Setyaji, ahli VCO dari Universitas Gadjah Mada, mengatakan minyak perawan itu mengandung asam lemak jenuh rantai sedang (medium chain fatty acid atau MCFA) dengan kadar yang tinggi, terutama asam laurat 43-53%.

Menurut dr M Masjhoer MS Med SpFK, ahli farmakologi klinis di Universitas Diponegoro, MCFA mampu merangsang & meningkatkan kemampuan sel ß pankreas dalam memproduksi insulin.

Penelitian Shinta Febriana Yustisiari, dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah.
Ia menguji 25 tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok.
Kelompok I adalah kontrol negatif, diberi 2 ml akuades.
Yustisiari memberi VCO berdosis 0,57 ml, 1,13 ml, & 2,27 ml per 100 g bobot tubuh masing-masing untuk kelompok II, III, & IV.
Sedangkan kelompok V diberi glibenklamid (obat antidiabetes).
Dalam riset itu terbukti bahwa pemberian VCO menurunkan kadar glukosa darah seperti halnya pemberian glibenklamid.

Menurut Dr dr Indwiani Astuti, peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, sifat antioksidan VCO juga melindungi pankreas. Sehingga kinerja pankreas memproduksi insulin tetap prima. Pasokan insulin lancar, glukosa darah pun terkontrol.


Terstimoni Pengguna VCO

TOTO HENDARTO, Pria Kelahiran 6 Januari 1962, Alumnus Universitas Negeri Yogyakarta
Toto Hendarto dilarikan ke rumahsakit setelah merasakan sesak napas, & terjatuh di lantai kamar tidur. Di ruang gawat darurat dokter memeriksa kesehatan Toto (47 tahun).
Dari hasil pemeriksaan diketahui kadar gula darah 770 mg/dl. (Kadar gula normal pria dewasa 110-160 mg/dl). Selama opname 8 hari di rumahsakit ia menjalani diet karbohidrat, protein, & gula. Ketika kembali di rumah, ia patuh mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter, namun kadar gula darah tak juga turun meski setahun ia rutin menelan obat antidiabetes mellitus. Suatu pagi usai shalat Idul Fitri, ia berjumpa teman yang menyarankannya untuk mengkonsumsi VCO. Namun ia ragu. 'Masak saya diberi minyak. Jangan-jangan malah kolesterol yang naik,' ujar Toto. Setelah temannya itu meyakinkannya, akhirnya toto mengkonsumsi VCO, yaitu 1 sendok makan 2kali sehari. Setelah menghabiskan 5 botol (isi 1botol 80 ml) ia merasakan lebih bugar & tak mudah mengantuk seperti sebelum konsumsi VCO. Ketika ia memeriksakan diri ke dokter, kadar gula darah mendekati ambang normal: 180 mg/dl. Pengecekan terakhir 2 bulan lalu, kadar gula darahnya normal.
(disarikan dari MAJALAH TRUBUS )



SISYATMI, 53 tahun, Ibu Rumah Tangga, Dagan Bobotsari, Purbalingga.
Awal mulanya timbul bintik kecil yang kemudian berubah jadi luka yang tidak kunjung sembuh. Saya berobat ke dokter & dilanjutkan dengan tes darah, hasil tes menunjukkan saya positif menderita DIABETES MILITUS. Setelah minum obat dari dokter, kadar gula dalam darah kembali normal & luka pada kaki mengering, namun masih terasa nyeri terutama pada malam hari & ini berlangsung lama sehingga berakibat mengganggu tidur saya.
Pada pertengahan November 2005 adik saya datang dari Yogyakarta membawa sebotol VCO ukuran 300 ml, yang kemudian saya minum 3 X 2 sendok makan sehari. Pada bekas luka di kaki juga saya olesi dengan VCO. Alhamdulillah dengan ijin Allah S.W.T , baru sehari minum VCO terjadi perubahan yang nyata pada diri saya yaitu bekas luka pada kaki saya sudah tidak terasa nyeri lagi, sehingga saya dapat tidur malam dengan nyenyak, & sungguh badan terasa segar & lebih enerjik sepanjang hari.

BIDRIAN, 41 Th, Pegawai Swasta, Jakarta Selatan
10 tahun saya sakit DIABETES MILLITUS type B, dari tahun 1996 pada saat usia 30 th. Sejak itu saya mulai pantan makan & minum yang berakibat meningkatnya kadar gula darah. Saya mengenal VCO dari media internet. Dosis sehari 3 X 3 sendok makan, Alhamdulillah selama 2 bulan penuh saya RUTIN minum VCO dengan perlahan & pasti semua keluhan yang menyertai sakit Diabetes saya sembuh total & kadar gula darah yang biasanya naik turun sebelum minum VCO sekarang dalam kondisi normal & terkontrol secara tetap.
Sekarang saya sembuh, tapi tetap jaga pantangan makan & minum pemicu kadar gula darah naik sesuai anjuran dokter, olahraga teratur & tetap minum VCO dengan takaran sehari 2 X 1 sendok makan.

Komplikasi Diabetes Militus, Asam Urat, Darah Tinggi, Gangguan Ginjal & Kolesterol

Siti Zaitin Nur yang mengidap diabetes militus, asam urat, darah tinggi, gangguan ginjal & kolesterol membuktikannya. Sembilan tahun lamanya perempuan pengacara itu mencari kesembuhan ke australia, amerika serikat, & singapura. Namun kesembuhan yang diharapkan bagai menjauh. VCO-lah yang akhirnya menuntaskan rombongan penyakit itu.

Demikian pula yang di alami Rudy T.
Bobot tubuh berlebih 96Kg mengantarkan pengusaha muda itu pada PENYAKIT DIABETES MILITUS & akhirnya DISFUNGSI EREKSI.
Ketika obat dokter tak kunjung menyembuhkan, pria 46 tahun itu menoleh ke VCO.
3 bulan rutin mengkonsumsi VCO, bobot badannya berangsur-angsur turun hingga 82 Kg.
Bersamaan dengan itu kadar gula darahnya juga normal & disfungsi ereksi pun berakhir.
Orang-orang seperti Siti Zaitin Noor & Rudy T jumlahnya ribuan.
Enam bulan terakhir saja tercatat 1112 orang dengan berbagai penyakit sembuh. Itu data sebuah klinik di kawasan Cilandak, Jakarta selatan.

Sumber: Majalah Trubus, Juni 2005