POPULER

Dari 4 Dec 2012

Sunday 8 March 2015

MAAG




MENCEGAH & MENGOBATI PENYAKIT MAAG
Sumber : Trubus,2005 (Evy Syariefa/Peliput: Destika Cahyana & Hanni Sofia)

VCO antibakteri Helicobacter Pylori, penyebab penyakit Maag.
Sampai pertengahan 2005, perut perih, kembung, mual, tubuh demam, & muntah-muntah masih langganan Indrawati. Sakit maag menahun yang diderita sejak masih gadis jadi musabab. Berkat rutin mengkonsumsi minyak kelapa murni 2 kali sehari, gangguan lambung itu sirna.

Gara-gara kerap meninggalkan sarapan, nestapa itu berawal. Kala itu 25 tahun silam, Indrawati muda masih sibuk kuliah sambil bekerja di sebuah perusahaan asing. Pantas jika aktivitas perempuan kelahiran Yogyakarta 9 Agustus 1955 itu padat luar biasa. Pagi buta ia sudah berpacu dengan waktu agar tidak terlambat tiba di kantor. Sore hingga malam hari dihabiskan di kampus Akademi Sekretaris & Manajemen Indonesia di Jakarta Timur.

Hidup sendiri di tempat kos membuat Indrawati tak sempat menyiapkan sarapan. Nyaris setiap pagi dilewatkan tanpa secuil makanan pun diperut. Tak butuh waktu lama sampai akhirnya kebiasaan itu membuat anak ke-7 dari 9 bersaudara itu merasakan dampaknya. Indrawati mulai sering merasa perih, mual, & kembung di perut. Malah beberapa kali perempuan berdarah Aceh & Sunda itu muntah. “Tapi cuma cairan saja, karena memang perut tidak ada isinya,” tutur Indrawati.

Perempuan berkacamata itu pun jadi mudah jatuh sakit. Sedikit saja terkena hujan, demam mendera. Kalau sudah begitu, tidur pulas jadi mahal. Malam dilalui dengan mata terpicing sambil menahan nyeri di perut. Jangankan beraktivitas, mengangkat tubuh dari tempat tidur pun sulit. Hasil pemeriksaan dokter, Indrawati positif menderita maag.

Gara-gara gangguan lambung itu pula, perempuan yang menikah dengan Bachtiar pada 1980 itu kerap meninggalkan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Beberapa hari puasa terpaksa ditinggalkan karena Indrawati tidak kuat menahan nyeri & mual di perut. Ironisnya, penyakit maag membuat ibu 2 anak itu kehilangan selera makan.

Prof Dr Walujo Soerjodibroto MSc, PhD, SpG, pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menuturkan gangguan pada lambung dapat berupa gastritis & tukak lambung. Disebut gastritis bila belum terjadi luka pada dinding bagian dalam lambung. Sedangkan bila terdapat luka disebut tukak lambung atau koreng lambung.

PENYEBAB
Lambung secara terpola memproduksi asam lambung untuk mencerna makanan agar bisa diserap tubuh. “Pada saat kita lapar, otak otomatis mengeluarkan perintah pada lambung untuk mensekresi asam lambung,” kata Prof Dr Walujo Soerjodibroto MSc, PhD, SpG.
Ketika ternyata tidak ada makanan yang masuk ke lambung, asam lambung menjadi tidak terpakai. Bila jadwal makan yang tidak teratur itu terjadi terusmenerus, lambung menjadi sulit beradaptasi dalam memproduksi asam lambung. Akibatnya terjadi kelebihan asam lambung yang menyebabkan erosi pada dinding lambung. Rasa perih & mual pun muncul. Lama-kelamaan terjadi pelukaan.

Teori lain menyebutkan, gangguan lambung terjadi akibat adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori. Itu hasil penelitian J Robin Warren (pakar patologi kebangsaan Australia) & rekannya Barry Marshall. Riset yang membuahkan penghargaan Nobel dalam bidang fisiologi atau kedokteran pada 2005 itu mengungkap Helicobacter pylori paling nyaman hidup di lapisan mukus perut dengan kandungan asam tinggi. Kondisi itu ada pada lambung.

Menurut Dr.H.Arijanto Jonosewojo, Sp.PD, ahli penyakit dalam dari poliklinik obat tradisional RSUD Dr Soetomo, Surabaya, di dalam lambung bakteri bisa menjadi penyebab luka. “Tapi bisa juga luka itu sudah terjadi, lalu bakteri ikut-ikutan menginfeksi,” kata Dr.H.Arijanto Jonosewojo, Sp.PD. Majalah Intisari edisi April 1999 menuliskan, 80% kasus penderita gastritis kronis memiliki bakteri Helicobacter pylori dalam lambungnya.

Sementara R.Broto Sudibyo, herbalis di Yogyakarta menyebutkan, faktor stres turut memicu penyakit maag. “Pikiran tegang menyebabkan antibodi tubuh tidak bekerja optimal,” tutur Broto. Akibatnya bila ada bibit penyakit masuk, tidak ada perlawanan dari tubuh. Itu terjadi saat H. pylori menginfeksi lambung.

Tak ingin lama-lama menderita, Indrawati mencoba berbagai cara agar sembuh. Saran seorang teman untuk mengkonsumsi bawang putih (Allium sativum) & kunyit (Curcuma domestica) muda segar dituruti. Satu siung Allium sativum & satu jari telunjuk Curcuma domestica dimakan berbarengan dengan sepiring nasi. Hasilnya, rasa sakit untuk sementara hilang. Namun, bila perempuan enerjik itu tidak mengontrol pola makan, rasa sakit kembali mendera.
Jalan kesembuhan terkuak saat Indrawati mudik ke Yogyakarta pada Juni 2005. Dalam sebuah acara keluarga, ia bertemu seorang keponakan yang bekerja di laboratorium di lingkungan Universitas Gajah Mada. Laboratorium itu memproduksi virgin coconut oil (VCO). Dari sanalah Indrawati mendapat informasi minyak dara bisa mengobati maag.

Maka mulailah ia mengkonsumsi VCO. Minyak kelapa murni diminum 2 kali sehari masing-masing 2 sendok makan. Sebelum menguyup minyak dara, Indrawati menelan makanan meski sedikit. Hasilnya, perut menjadi lebih ringan & pencernaan lancar. Rutinitas itu terus dijalani hingga sekarang. Ternyata, penyakit maag tidak pernah lagi datang menyerang.

Menurut Prof Dr Walujo Soerjodibroto MSc, PhD, SpG, wajar bila VCO bisa mengatasi gastritis. Minyak dara memberikan energi cepat saat dikonsumsi. Makanya jaringan tubuh dalam kondisi tidak merasa lapar. “Karena tidak merasa lapar, otak pun tidak akan mengeluarkan perintah sekresi asam lambung. Secara bertahap gejala gastritis akan berkurang,” kata guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Sementara pada kasus tukak lambung akibat infeksi H. pylori, peran VCO tidak langsung. Di sini yang bekerja ialah asam laurat yang terkandung dalam minyak dara. Asam lemak jenuh rantai sedang itu mampu menembus dinding sel bakteri bergram positif (H. pylori termasuk satu diantaranya) yang terdiri dari lipid. Karena dinding sel jebol, maka antibodi tubuh mudah masuk untuk menghancurkan bakteri dari dalam.
Namun, ada juga pendapat kalau asam laurat sendiri membunuh bakteri itu. Itu sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Byron W Petschow dari Indiana, Amerika Serikat, bekerjasama dengan perusahaan obat Bristol-Myers Squibb. Riset itu melibatkan pasien penderita gangguan lambung akibat infeksi H. pylori & spesies helicobacter lainnya. Pada akhir penelitian itu dihasilkan rekomendasi asupan minyak dara yang efektif menghambat perkembangan bakteri penyebab tukak lambung.
Dosis yang direkomendasikan :
0,001 s/d 4,300 g monogliserida per kg bobot badan per hari;
0,002-3,400 g monogliserida per kg bobot badan per hari; dan
0,003-2,500 g monogliserida per kg bobot badan per hari. (Dosis yang paling disarankan).
Monogliserida yang dimaksud bersifat jenuh & mengandung rantai karbon antara C8 sampai C14.

Penelitian lain yang dilakukan secara in-vitro memperkuat peran minyak kelapa murni dalam menuntaskan penyakit maag akibat infeksi bakteri. Hasil penelitian itu menunjukkan, tidak ada perubahan jumlah sel bakteri dalam control (tanpa perlakuan apa pun) selama masa 1 jam inkubasi. Sementara pada sampel yang diberi asupan monokaprin (C10), monolaurin (C12), & asam laurat (C12) terjadi penurunan 10.0000 kali lipat dalam waktu sama.

Riset-riset tentang keampuhan VCO itu jelas sebuah harapan untuk para penderita gangguan lambung. Kunci lain menerapkan pola makan & tidur teratur, menghindari stres, & melakukan olahraga. R.Broto Sudibyo, herbalis di Yogyakarta menganjurkan penderita untuk mengkonsumsi makanan kaya gelatin seperti padi garut. Gelatin efektif menutup radang pada lambung.
Pasien perlu berpantang makanan pedas, asam, & minyak-minyakan yang sulit dicerna. Serta makanan mengandung gas. Dengan melakukan rangkaian terapi itu Indrawati kini terbebas dari derita maag.
Sumber : Trubus,2005 (Evy Syariefa/Peliput: Destika Cahyana & Hanni Sofia)



T. Widodo 43 Tahun, PNS, Kulon Progo, Yogyakarta, Hp : 088827983xx:
Saya mengalami SAKIT MAAG sudah 1 tahun. Keluhan yang paling sering saya alami sepanjang tahun itu adalah rasa nyeri pada perut jika terlambat makan, mual, seperti mau muntah, perut terasa makin sakit jika beban pikiran makin berat. Pengobatan ke dokter sudah beberapa kali saya lakukan, & saya merasa bosan jika minum obat terus-menerus yang tiada kunjung hasilnya. Kemudian saya mencoba beralih ke obat tradisional tapi tetap belum sembuh juga, akhirnya saya membaca Majalah Trubus yang banyak memuat tentang khasiat VCO, & dari teman di kantor saya dapatkan VCO kemudian saya konsumsi sehari 3X 2 sendok makan, rutin setiap hari, lebih kurang 3 minggu (hampir 1 bulan) penyakit maag saya sembuh, perut sudah tidak terasa nyeri lagi & badan terasa segar & enerjik sepanjang hari.