MENCEGAH
& MENGOBATI PENYAKIT MAAG
|
Sumber : Trubus,2005 (Evy Syariefa/Peliput:
Destika Cahyana & Hanni Sofia)
VCO antibakteri Helicobacter Pylori, penyebab penyakit Maag.
Sampai pertengahan 2005, perut perih, kembung,
mual, tubuh demam, & muntah-muntah masih langganan Indrawati. Sakit maag
menahun yang diderita sejak masih gadis jadi musabab. Berkat rutin mengkonsumsi
minyak kelapa murni 2 kali sehari, gangguan lambung itu sirna.
Gara-gara kerap meninggalkan sarapan, nestapa
itu berawal. Kala itu 25 tahun silam, Indrawati muda masih sibuk kuliah sambil
bekerja di sebuah perusahaan asing. Pantas jika aktivitas perempuan kelahiran
Yogyakarta 9 Agustus 1955 itu padat luar biasa. Pagi buta ia sudah berpacu
dengan waktu agar tidak terlambat tiba di kantor. Sore hingga malam hari
dihabiskan di kampus Akademi Sekretaris & Manajemen Indonesia di Jakarta
Timur.
Hidup sendiri di tempat kos membuat Indrawati
tak sempat menyiapkan sarapan. Nyaris setiap pagi dilewatkan tanpa secuil
makanan pun diperut. Tak butuh waktu lama sampai akhirnya kebiasaan itu membuat
anak ke-7 dari 9 bersaudara itu merasakan dampaknya. Indrawati mulai sering
merasa perih, mual, & kembung di perut. Malah beberapa kali perempuan
berdarah Aceh & Sunda itu muntah. “Tapi cuma cairan saja, karena memang
perut tidak ada isinya,” tutur Indrawati.
Perempuan berkacamata itu pun jadi mudah
jatuh sakit. Sedikit saja terkena hujan, demam mendera. Kalau sudah begitu,
tidur pulas jadi mahal. Malam dilalui dengan mata terpicing sambil menahan
nyeri di perut. Jangankan beraktivitas, mengangkat tubuh dari tempat tidur pun
sulit. Hasil pemeriksaan dokter, Indrawati positif menderita maag.
Gara-gara gangguan lambung itu pula,
perempuan yang menikah dengan Bachtiar pada 1980 itu kerap meninggalkan ibadah
puasa di bulan Ramadhan. Beberapa hari puasa terpaksa ditinggalkan karena
Indrawati tidak kuat menahan nyeri & mual di perut. Ironisnya, penyakit
maag membuat ibu 2 anak itu kehilangan selera makan.
Prof Dr
Walujo Soerjodibroto MSc, PhD, SpG, pakar gizi dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, menuturkan gangguan pada lambung dapat berupa gastritis
& tukak lambung. Disebut gastritis bila belum terjadi luka pada dinding
bagian dalam lambung. Sedangkan bila terdapat luka disebut tukak lambung atau
koreng lambung.
PENYEBAB
Lambung secara terpola memproduksi asam
lambung untuk mencerna makanan agar bisa diserap tubuh. “Pada saat kita lapar,
otak otomatis mengeluarkan perintah pada lambung untuk mensekresi asam
lambung,” kata Prof Dr Walujo Soerjodibroto MSc, PhD, SpG.
Ketika ternyata tidak ada makanan yang masuk
ke lambung, asam lambung menjadi tidak terpakai. Bila jadwal makan yang tidak
teratur itu terjadi terusmenerus, lambung menjadi sulit beradaptasi dalam
memproduksi asam lambung. Akibatnya terjadi kelebihan asam lambung yang
menyebabkan erosi pada dinding lambung. Rasa perih & mual pun muncul.
Lama-kelamaan terjadi pelukaan.
Teori lain menyebutkan, gangguan lambung
terjadi akibat adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori. Itu hasil penelitian
J Robin Warren (pakar patologi
kebangsaan Australia) & rekannya Barry
Marshall. Riset yang membuahkan penghargaan Nobel dalam bidang fisiologi
atau kedokteran pada 2005 itu mengungkap Helicobacter pylori paling nyaman
hidup di lapisan mukus perut dengan kandungan asam tinggi. Kondisi itu ada pada
lambung.
Menurut Dr.H.Arijanto
Jonosewojo, Sp.PD, ahli penyakit dalam dari poliklinik obat tradisional
RSUD Dr Soetomo, Surabaya, di dalam lambung bakteri bisa menjadi penyebab luka.
“Tapi bisa juga luka itu sudah terjadi, lalu bakteri ikut-ikutan menginfeksi,”
kata Dr.H.Arijanto Jonosewojo, Sp.PD. Majalah
Intisari edisi April 1999 menuliskan, 80% kasus penderita gastritis kronis
memiliki bakteri Helicobacter pylori dalam lambungnya.
Sementara R.Broto Sudibyo, herbalis di Yogyakarta menyebutkan, faktor stres
turut memicu penyakit maag. “Pikiran tegang menyebabkan antibodi tubuh tidak
bekerja optimal,” tutur Broto. Akibatnya bila ada bibit penyakit masuk, tidak
ada perlawanan dari tubuh. Itu terjadi saat H. pylori menginfeksi lambung.
Tak ingin lama-lama menderita, Indrawati
mencoba berbagai cara agar sembuh. Saran seorang teman untuk mengkonsumsi
bawang putih (Allium sativum) & kunyit (Curcuma domestica) muda segar
dituruti. Satu siung Allium sativum & satu jari telunjuk Curcuma domestica
dimakan berbarengan dengan sepiring nasi. Hasilnya, rasa sakit untuk sementara
hilang. Namun, bila perempuan enerjik itu tidak mengontrol pola makan, rasa
sakit kembali mendera.
Jalan kesembuhan terkuak saat Indrawati mudik
ke Yogyakarta pada Juni 2005. Dalam sebuah acara keluarga, ia bertemu seorang
keponakan yang bekerja di laboratorium di lingkungan Universitas Gajah Mada.
Laboratorium itu memproduksi virgin coconut oil (VCO). Dari sanalah Indrawati mendapat
informasi minyak dara bisa mengobati maag.
Maka mulailah ia mengkonsumsi VCO. Minyak
kelapa murni diminum 2 kali sehari masing-masing 2 sendok makan. Sebelum
menguyup minyak dara, Indrawati menelan makanan meski sedikit. Hasilnya, perut
menjadi lebih ringan & pencernaan lancar. Rutinitas itu terus dijalani
hingga sekarang. Ternyata, penyakit maag tidak pernah lagi datang menyerang.
Menurut Prof
Dr Walujo Soerjodibroto MSc, PhD, SpG, wajar bila VCO bisa mengatasi
gastritis. Minyak dara memberikan energi cepat saat dikonsumsi. Makanya
jaringan tubuh dalam kondisi tidak merasa lapar. “Karena tidak merasa lapar,
otak pun tidak akan mengeluarkan perintah sekresi asam lambung. Secara bertahap
gejala gastritis akan berkurang,” kata guru besar Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia itu.
Sementara pada kasus tukak lambung akibat
infeksi H. pylori, peran VCO tidak langsung. Di sini yang bekerja ialah asam
laurat yang terkandung dalam minyak dara. Asam lemak jenuh rantai sedang itu
mampu menembus dinding sel bakteri bergram positif (H. pylori termasuk satu
diantaranya) yang terdiri dari lipid. Karena dinding sel jebol, maka antibodi
tubuh mudah masuk untuk menghancurkan bakteri dari dalam.
Namun, ada juga pendapat kalau asam laurat
sendiri membunuh bakteri itu. Itu sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Byron W Petschow dari Indiana, Amerika Serikat, bekerjasama
dengan perusahaan obat Bristol-Myers Squibb. Riset itu melibatkan pasien
penderita gangguan lambung akibat infeksi H. pylori & spesies helicobacter
lainnya. Pada akhir penelitian itu dihasilkan rekomendasi asupan minyak dara
yang efektif menghambat perkembangan bakteri penyebab tukak lambung.
Dosis yang direkomendasikan :
0,001 s/d 4,300 g monogliserida per kg bobot
badan per hari;
0,002-3,400 g monogliserida per kg bobot
badan per hari; dan
0,003-2,500 g monogliserida per kg bobot
badan per hari. (Dosis yang paling disarankan).
Monogliserida yang dimaksud bersifat jenuh
& mengandung rantai karbon antara C8 sampai C14.
Penelitian lain yang dilakukan secara
in-vitro memperkuat peran minyak kelapa murni dalam menuntaskan penyakit maag
akibat infeksi bakteri. Hasil penelitian itu menunjukkan, tidak ada perubahan
jumlah sel bakteri dalam control (tanpa perlakuan apa pun) selama masa 1 jam inkubasi.
Sementara pada sampel yang diberi asupan monokaprin (C10), monolaurin (C12),
& asam laurat (C12) terjadi penurunan 10.0000 kali lipat dalam waktu sama.
Riset-riset tentang keampuhan VCO itu jelas
sebuah harapan untuk para penderita gangguan lambung. Kunci lain menerapkan
pola makan & tidur teratur, menghindari stres, & melakukan olahraga. R.Broto Sudibyo, herbalis di Yogyakarta
menganjurkan penderita untuk mengkonsumsi makanan kaya gelatin seperti padi
garut. Gelatin efektif menutup radang pada lambung.
Pasien perlu berpantang makanan pedas, asam,
& minyak-minyakan yang sulit dicerna. Serta makanan mengandung gas. Dengan
melakukan rangkaian terapi itu Indrawati kini terbebas dari derita maag.
Sumber
: Trubus,2005 (Evy Syariefa/Peliput: Destika Cahyana & Hanni Sofia)
T. Widodo 43 Tahun, PNS, Kulon Progo,
Yogyakarta, Hp : 088827983xx:
Saya mengalami SAKIT MAAG sudah 1 tahun.
Keluhan yang paling sering saya alami sepanjang tahun itu adalah rasa nyeri
pada perut jika terlambat makan, mual, seperti mau muntah, perut terasa makin
sakit jika beban pikiran makin berat. Pengobatan ke dokter sudah beberapa
kali saya lakukan, & saya merasa bosan jika minum obat terus-menerus yang
tiada kunjung hasilnya. Kemudian saya mencoba beralih ke obat tradisional
tapi tetap belum sembuh juga, akhirnya saya membaca Majalah Trubus yang
banyak memuat tentang khasiat VCO, & dari teman di kantor saya dapatkan
VCO kemudian saya konsumsi sehari 3X 2 sendok makan, rutin setiap hari, lebih
kurang 3 minggu (hampir 1 bulan) penyakit maag saya sembuh, perut sudah tidak
terasa nyeri lagi & badan terasa segar & enerjik sepanjang hari.
|