Komplikasi
PENYAKIT DARAH TINGGI & ASAM URAT
|
Ny.
Sumarti, Kudus
Beberapa bulan yang lalu ia menderita penyakit
darah tinggi & asam urat. Setiap hari ia merasakan pusing & jantung
berdetak kencang. keluhan linu pun sering muncul. Penyakit yang dideritanya
lebih dari 3 tahun & sudah menghabiskan banyak dana, Memang sempat sembuh
beberapa hari, tetapi penyakitnya kambuh saat obat habis.
Saat ia terbaring dirumah sakit, ia membaca
surat kabar yang memuat khasiat VCO. ia memutuskan untuk menghentikan obat
kemudian mencoba beralih ke VCO. Dengan konsumsi secara teratur VCO setiap
hari, keluhan yang dideritanya semakin berkurang & membaik. Alhasil tekanan
darahnya normal & asam urat tidak pernah dirasakan lagi.
PENYAKIT
ASAM URAT
Penyebab
asam urat yang paling utama adalah terlalu banyaknya zat purin dalam darah,
yaitu protein yang tidak terpakai. Hasil metabolisme zat purin inilah yang
menimbulkan timbunan zat asam urat dalam darah. Diperparah lagi ketika
tingginya zat asam urat dalam darah, tidak diimbangi dengan kondisi ginjal yang
sehat sehingga pengeluaran (pembuangan) asam urat terganggu. Disinilah peran
penting VCO (Virgin Coconut Oil / Minyak Kelapa Dara) untuk menguraikan asam
urat & memperbaiki kesehatan & sistem kerja ginjal. Insya Allah, VCO
sangat ampuh untuk mengatasi penyakit asam urat.
Tulisan ini adalah
ulasan tentang khasiat Virgin Coconut Oil (VCO) untuk mengatasi penyakit asam
urat & penyebab asam urat yang diambil dari MAJALAH TRUBUS (tentu bagi anda
yang hobby membaca pastilah mengenal majalah ini yang termasuk satu diantara
majalah ilmiah tertua di Indonesia). Dengan ulasan & kesaksian yang sudah
di muat oleh majalah trubus tersebut bisa lebih meyakinkan Anda akan manfaat
& khasiat VCO utuk mengatasi penyakit asam urat.
PENYAKIT
ASAM URAT PUN LENYAP
(sumber Majalah Trubus, 2006)
Diawal musim hujan pada 1995, menandai mula
sakitnya Darossalam, Pria kelahiran Sukabumi. Setiap pagi menjelang, ia
merasakan nyeri hebat di seputar persendian. Gejala itu kerap diikuti suhu
badan yang meninggi. Hingga ia pun dipaksa berbaring di tengah kesibukannya
sebagai guru. Tanpa disadari lambat laun timbul benjolan-benjolan kemerahan di
kaki & tubuh. Rasa nyeri pun berlipat ganda. Kakinya bengkak, bahkan sepatu
pun tak lagi bisa dipakai, ujar anak ke-8 dari 9 bersaudara itu.
Suatu pagi saat terbangun dari tidur,
Darossalam tak sanggup menggerakkan kaki. Ayah 6 putra itu nyaris koma lantaran
tak sanggup menahan nyeri & ngilu dikedua kaki. Fatimah, sang istri,
bersama 2 putra tertua melarikannya ke Rumah Sakit Cibadak, Sekarwangi,
Sukabumi.
Vonis dokter dijatuhkan; Darossalam menderita
asam urat tahap ARTRITIS GOUT KRONIK BERTOFUS alias stadium lanjut. Kadar asam
urat saya melebihi 7 mg/dl, tutur pria kelahiran 28 Oktober 1945 itu. Padahal,
normalnya kadar asam urat pada pria 3, 5 -7 mg/dl. Selama ini pria 61 tahun itu
menjalani pola makan berprotein tinggi, ia kerap mengkonsumsi soto jeroan,
emping, & ikan. Penyakit itu disertai infeksi lambung yang menyebabkan
perut kerap terasa perih layaknya ditusuk-tusuk pisau.
Di rumahsakit selama 15 hari Darossalam rutin
mengkonsumsi obat medis seperti ALLOPURINOL, PROXICAM, PENIL BUTASON, & MOVI-COK.
Sadar keadaan dirinya tak seprima dulu,
profesi guru yang telah ditekuni selama 26 tahun pun ditinggalkan. “Saya tak
sanggup untuk bekerja, sebab nyeri & demam kerap menyerang kapan saja,”
tuturnya.
Dua tahun berselang sejak Darossalam pertama
kali mengkonsumsi obat medis, kondisi tubuhnya tak kunjung membaik. Selama itu,
lebih dari 3 kali Darossalam dilarikan lagi ke rumahsakit di Sukabumi. Asam
urat di tubuhnya fluktuatif (naik turun), tapi cenderung di atas 7 mg/dl.
Tofus-tofus (benjolan keras berisi semacam serbuk kapur) terus bermunculan di
bagian tubuh terutama tangan & kaki.
Menurut Dr
dr Imam Effendy, Sp.P.D., KGH., ahli penyakit dalam di Jakarta, penderita
asam urat tahap kronik akan mengalami peradangan alias tofus di bagian
tubuhnya. Itu lantaran kadar asam urat tinggi sehingga deposit asam urat
terkumpul di dalamnya. “Tofus-tofus itu akan menyebabkan kerusakan sendi & tulang
di sekitar terjadinya pembengkakan,” ungkapnya.
Praktis sejak itu Darossalam tak banyak
beraktivitas. Waktunya hanya dihabiskan untuk beristirahat di rumah & mencari
kesembuhan. Namun, semua usaha yang dilakukan Darossalam tak banyak membantu.
Pada 2001, kakek bercucu 2 itu mesti dioperasi untuk membedah tofus-tofusnya.
Saat itu fakta lain terungkap; Darossalam positif mengidap gagal ginjal kronik.
“Fungsi ginjal menurun lantaran terlalu banyak konsumsi obat pereda sakit,”
ungkap Darossalam.
Darossalam tak lagi sekadar menjalani pengobatan
asam urat. Rutin seminggu sekali ayah Uus Uswara itu mengecek kondisi organ
ginjalnya di Rumah Sakit Bunut, Cibadak, Sekarwangi, Sukabumi. Bobot tubuhnya
turun dari 70 kg menjadi 50 kg dalam kurun kurang dari setahun. Nafsu makannya
menurun drastis. Kepalanya kerap didera sakit yang menyiksa.
Pada 2003 derita Darossalam mencapai puncak.
Suatu malam, ia muntah darah ditimpali buang air darah. Kondisi itu membuatnya
tak sadarkan diri. Keluarga melarikannya ke Rumah Sakit Bunut, Cibadak,
Sekarwangi, Sukabumi. Dokter di rumah sakit itu angkat tangan. Darossalam
dirujuk ke Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) di Bogor. Akhirnya alumnus
Pendidikan Guru Agama Sukabumi itu dirawat di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo di
Jakarta.
Darossalam menjalani transfusi darah. Saat
itu kadar HAEMOGLOBIN nya turun hingga 3, 3 g/dl. Padahal pada penderita gagal
ginjal kronik target Hb diharapkan 11 -12 g/dl. Tingkat KREATININ UREUM pun
tinggi. Dokter menyarankan untuk terapi ginjal HEMODIALISIS. Namun, Kondisi
Darossalam tidak membaik dari hari ke hari, maka dokter pun hanya memberi
pengobatan untuk memperlambat progresivitas penyakit.
Rupanya penurunan ginjal Darossalam telah
mencapai 30%. “Jika tak dilakukan cuci darah, dokter memperkirakan umur saya
tak sampai sebulan ke depan,” tutur Darossalam.
Meski tak lagi dirawat inap, minimal seminggu
2 kali Darossalam menjalani terapi hemodialisis di RS Bunut. Itu bukan pilihan
yang menyenangkan. Sebab ratusan juta telah dikucurkan demi kesembuhan.
Pada April 2005, ketika 10 tahun ia menjalani
hidup dengan asam urat & sakit ginjal, ia didatangi rekan lamanya, Ir Parno
dari Malang, Jawa Timur. Parno menyarankan mengkonsumsi minyak dara secara
rutin. Ia pun meneguk 1 -2 sendok makan VCO, 3 kali sehari. Dalam 2 bulan,
kondisi tubuhnya kian prima. Biasanya usai menjalani terapi cuci darah,
Darossalam kerap merasa lemas, pegal, & tak nafsu makan. Selepas
mengimbangi dengan konsumsi VCO keadaan itu tak lagi hinggap. Meski begitu, ia
tetap menjalani cuci darah seminggu 2 kali.
Awal Juli 2005, kesembuhan mulai tampak.
Hasil tes menunjukkan URIUM KERATINEIN normal, kadar asam urat 5 mg/dl, kadar
KALIUM & ASAM normal. Terapi cuci darah dikurangi intensitasnya menjadi
sekali seminggu. Lantaran kondisinya membaik, hemodialisis dilakukan sebulan
sekali. “Kini bahkan dua bulan sekali,” ungkapnya.
Kisah kesembuhan Darossalam itu sebuah
keniscayaan. Penelitian Monseratt di
Amerika Serikat, pada 1995 menunjukkan, penderita gagal ginjal yang menambahkan
20% minyak kelapa pada menu makanannya akan memiliki lebih sedikit atau bahkan
sama sekali tidak memiliki angka kematian. Menurutnya makanan yang kaya
kandungan minyak kelapa menurunkan risiko Nekrosis Ginjal & gagal ginjal.
Keberadaan VCO yang mengandung asam laurat
membantu respon sistem kekebalan tubuh & fungsi MODULASI METABOLISME.
Dengan meningkatnya sistem imun (kekebalan tubuh), proses metabolisme dalam
tubuh kembali lancar. DR dr Imam
Effendy, Sp.P.D., KGH., ahli ginjal di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo
Jakarta, menjelaskan, gagal ginjal kronik terjadi karena menurunnya fungsi
organ ginjal secara perlahan-lahan, berjalan progresif, & tetap. Ginjal
yang semestinya berfungsi untuk menyaring atau membersihkan darah tak berjalan
sebagaimana tugasnya. Organ itu mestinya menerima 1,2 L darah/menit atau 1.700
L/hari. Darah disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit atau 170
L/hari ke tubulus. Dalam organ tubulus cairan diproses menjadi urin sebanyak 1
-2 L/hari yang harus dikeluarkan dari tubuh.
Selain itu ginjal juga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan cairan tubuh, memproduksi hormon yang mengontrol tekanan
darah, memproduksi hormon erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah
merah, & mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
Bila ada obat alternatif yang bisa mengaktifkan
sistem kerja ginjal yang menurun, sangat disarankan. “Selama ini dunia medis
hanya mengenal terapi pengganti ginjal, yaitu transplantasi alias cangkok
ginjal, pritoneal dialisis, & hemodialisis atau cuci darah,” ungkap Dr dr Imam Effendy, Sp.P.D., KGH. Belum
ada solusi lain yang sanggup mengurangi penderitaan akibat gagal ginjal.
Menurutnya kasus gagal ginjal terjadi karena
produksi radikal bebas yang berlebih dalam tubuh. Zat-zat itu akan menyebabkan
stres oksidatif yang menjadi pemicu kerusakan organ-organ termasuk ginjal.
Minyak kelapa murni yang mengandung antioksidan cenderung mengurangi stres
oksidatif.
Ampuhnya VCO mendorong para ahli sepakat; VCO
efektif dikonsumsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga proses
penurunan organ bisa terhambat. Berbagai penelitian menguatkan bukti empiris
khasiat VCO menumpas gagal ginjal seperti yang dialami Darossalam. Sebuah
sandaran baru penderita gagal ginjal pun seakan hadir; penyembuh ajaib dari
kelapa. (sumber: Majalah Trubus, 2006 –
Peliput: Hanni Sofia)
Martinem,
60 Tahun, Panjatan, Kulon Progo, Yogyakarta.
9 tahun mengalami derita SAKIT ASAM URAT.
3 bulan mengkonsumsi VCO sehari 3kali 2 sendok makan.
Hasil cek
LABORATORIUM terakhir, saya dinyatakan bebas asam urat.
|