Mencegah & Mengobati Hiperthyroid
(Gondok)
Di
bawah ini kita bawakan ulasan dari majalah ilmiah terkenal (MAJALAH TRUBUS)
akan khasiat VCO (Virgin Coconut Oil atau Minyak Kelapa Dara) untuk mencegah
& mengobati hiperthyroid.
VCO
mengoptimalkan fungsi kelenjar hipotisis, kelenjar itu mengontrol kelenjar
lain: adrenal, gondok, & ovarium.
Suatu hari di awal 2001. Tubuh Fersita Bunawan Lim lemah tak berdaya.
Lehernya kaku sulit digerakkan. Nafas sesak & jantung berdebar. “Saya hanya
bisa pasrah bila sedang kambuh,” kata wanita kelahiran Pontianak 40 tahun silam
itu. Operasi pengangkatan sebagian kelenjar thyroid sebesar telur ayam kampung
setahun silam sebagai upaya untuk mengatasi hiperthyroid & mengobati
hiperthyroid tak membebaskannya dari derita. “Leher saya kembali membesar bahkan
kian melebar,” katanya lagi. Fersita sama sekali tak menduga thyroidnya bakal
kambuh. “Saya kira penyakit ringan. Operasinya juga hanya pembedahan kecil,”
katanya. Ketika itu Sita-panggilan akrab Fersita-mengangkat benjolan di leher
karena alasan kecantikan belaka. Ia kerap menjadi pusat perhatian di tempat
umum karena lehernya aneh. Wanita cantik, tapi berjakun mirip pria.
Ibu 3 anak itu penasaran. Ia memeriksakan
diri ke RS Jantung Harapan Kita, Jakarta. Hasil tes laboratorium menunjukkan,
Sita mengalami hyperthyroid sehingga ia harus berkonsultasi dengan
endocrinologist, dokter ahli endocrin (kelenjar yang mengeluarkan hormon).
Dokter itu menolak mengangkat thyroid. “Operasi hanya untuk penampilan saja.
Namun, kestabilan hormon Anda saya tak bisa menjamin,” kata Sita mengulangi
ucapan dokter 4 tahun silam. Sita disarankan bersahabat dengan si penyakit. Ia
tak boleh capai & terlalu stres. Obat-obatan yang dia konsumsi untuk
mengatasi hiperthyroidnya hanya berperan menstabilkan produksi hormon thyroid.
Frekuensi kambuh pun semakin sering. Usut
punya usut thyroid yang mendekam menyebabkan penyakit ikutan. Gula darah naik
alias komplikasi dengan diabetes. Tes laboratorium menunjukkan gula darah di
atas 300 mg/dl. Sita pun harus minum obat dobel, penstabil hormon thyroid &
gula darah. Kondisi tubuh memang berangsur membaik, tapi timbul ketergantungan
pada obat.
Suaminya, Jaka Dhama Limbang, berulangkali
menganjurkan agar Sita mengkonsumsi Virgino. Itu adalah Minyak VCO produksi
suaminya sendiri yang diekspor ke Jerman. Selain dianjurkan minum, aneka menu
makanan juga harus diolah dengan VCO. Sebuah permintaan Jaka yang tidak
digubris oleh Sita. Bahkan karena emosi Sita sering tidak terkendali, ia kerap
marah bila dinasihati. Ia tidak mau menuruti anjuran tersebut karena tidak
percaya khasiat VCO.
Jadi, Sita pun menerima ukuran leher yang
lebih besar ketimbang orang kebanyakan. Namun, setahun kemudian lehernya kian
melebar sampai 2 kali lipat. “Secara psikis saya sudah menerima, tapi saya
terganggu melakukan aktivitas,” katanya. Lagi-lagi ia harus berkonsultasi
dengan dokter.
Pembesaran itu dapat dicegah dengan cara
konsultasi rutin setiap 2 minggu. Biaya yang dikeluarkan Sita lebih dari
Rp1,2-juta per bulan untuk berkompromi dengan penyakitnya.
Karena penasaran tak kunjung sembuh, pada
April 2005 Sita memeriksakan diri ke Singapore General Hospital, Singapura.
Rp.4juta hanya untuk pemeriksaan darah & urine. Itu belum termasuk biaya
rumah sakit & konsultasi dokter. Hasilnya, diagnose dokter di tanah air tak
keliru. Sita menderita hyperthyroid. Angka thyroxine (T4) free, serum 24,3
PMOL/L. Normalnya 9,6-19,1 PMOL/L. Gula darahnya yang relatif tinggi 220 ml/dl,
yang menggembirakan hasil pemeriksaan menunjukkan tak ada penyakit komplikasi
lain. Ia dianjurkan untuk kontrol seminggu kemudian.
Sita tak mau lagi kontrol. Ia pun
menghentikan konsultasi ke dokter langganannya. “4 tahun berobat tak ada
perubahan,” katanya. Ia mengikuti kata-kata suaminya untuk minum VCO. Perubahan
sikap itu terjadi pada April 2005, saat khasiat VCO mulai ramai dibicarakan.
Sita meminum VCO sehari 2 kali sebanyak 2
sendok makan. Seminggu pertama konsumsi, tak ada perubahan yang berarti. Baru
pada bulan ke- 3 ukuran leher mengecil sekitar 10%. Saat Trubus berkunjung ke
kantornya, leher Sita telah mengecil hingga setengah. Urat-urat yang sebelumnya
tak kelihatan mulai terlihat lagi. Ia pun bebas beraktivitas menjalankan bisnis
hingga ke Singapura & Cina. Pemeriksaan gula darah terakhir menunjukkan
angka 122 mg/dl.
Strauma
Kelenjar
Menurut Prof.Dr.Slamet Suyono SpPD-KE,
kelenjar thyroid dikenal di Indonesia sebagai kelenjar gondok. Pada kondisi
normal, kelenjar itu aktif & giat memproduksi hormon. Karena satu diantara
fungsi kelenjar thyroid ialah mengatur metabolisme tubuh. “Terganggunya fungsi
thyroid menyebabkan metabolisme tubuh terganggu,” kata endocrinologist di RSCM
itu. Kelainan itu disebut strauma kelenjar dengan ciri pembesaran ukuran
kelenjar.
Kondisi kelainan kelenjar bisa
bermacam-macam: hipo, hiper, & eutyroid.
Hipo artinya kelenjar tak mampu memproduksi
hormon seperti keadaan normal. Gejalanya tubuh lemas, sering mengantuk, &
bobot badan bertambah.
Hiper adalah kebalikan dari Hipo, kelenjar
terlalu aktif memproduksi hormon. Bobot tubuh biasanya berkurang, mata melotot,
& badan sering berkeringat. Penderita juga sering marah-marah karena tidak
bisa mengendalikan emosi.
Eutyroid terjadi bila kelenjar membesar, tapi
fungsinya berjalan normal.
Menurut Prof.Slamet pengobatan medis
penderita strauma kelenjar dibagi bertahap tahap. Pengobatan pertama ialah
pemberian obat selama 1,5 tahun. Bila tak ada lagi keluhan & hasil
laboratorium normal, maka tidak diperlukan lagI pengobatan hiperthyroid
lanjutan. Saat pemberian obat tak berpengaruh, operasi dapat dilakukan.
Terakhir ialah radiasi nuklir. Selain itu, penderita hyperthyroid umumnya
mengalami komplikasi ke jantung.
Penelusuran Trubus ke berbagai narasumber
& literatur menyebutkan penyebab thyroid bermacam-macam. Dulu orang menduga
karena tubuh kekurangan yodium. Maklum, pembentukan tiroksin alias hormon
thyroid membutuhkan yodium. Pada kasus tertentu kenyatan itu benar sehingga
garam beryodium diyakini mampu mengatasi masalah ini. Namun, belakangan banyak
ditemukan pasien yang kecukupan yodium tapi mengalami gangguan thyroid.
Beberapa dokter percaya kelainan kelenjar
thyroid disebabkan faktor keturunan. Misalkan, warga keturunan Cina yang
tinggal di Pontianak & Bangka sebagian besar mengalami gangguan thyroid
karena faktor bawaan. Maklum, nenek moyang mereka berasal dari sebuah provinsi
di daratan Cina yang mayoritas penduduk mengalami gangguan thyroid.
Yang lebih logis ialah pernyataan Dr Slamet.
Menurutnya, wanita lebih berpeluang terserang strauma dibanding pria.
Perbandingannya 8:1. Hormon estrogen memicu wanita lebih emosional ketimbang
laki-laki. “Anda perhatikan, perempuan lebih gampang marah dibanding
laki-laki,” katanya. Itu sejalan dengan catatan Institut Kanker Nasional yang
menyebutkan, sebagian besar kanker thyroid pada wanita disebabkan oleh faktor
hormon.
Metabolisme
Membaik
Kabar penderita thyroid yang membaik setelah
mengkonsumsi virgin coconut oil diamini oleh dr.Zainal Gani AKP, herbalis di Malang. Beberapa kali ia memberi
VCO pada pasien thyroid. “Pada kasus hipothyroid, metabolisme tubuh pasien
menurun. VCO meningkatkan nya kembali,” katanya. Lain halnya dengan kasus
hiperthyroid, dr.Zainal Gani menduga
VCO membantu mengatasi hiperthyroid & penyakit komplikasinya: diabetes,
jantung, & tekanan darah tinggi.
Beliau mengatakan, pada prinsipnya VCO memang
memperbaiki metabolisme semua sel dalam tubuh. “Diabetes dapat terkontrol. Otot
jantungnya semakin kuat. Tentu saja penderita merasa lebih sehat,” katanya.
Yang menarik, pada kasus hyperthyroid, sebetulnya kelenjar thyroid memproduksi
tiroksin berlebihan. Pada kasus ini, dr.Zainal
Gani menduga VCO mengoptimalkan fungsi kelenjar hipofisis. Yakni kelenjar
yang bertugas mengontrol fungsi beberapa kelenjar endoktrin lain seperti
kelenjar adrenal, kelenjar gondok, & kelenjar ovarium. “Kelenjar hipofisis
mengatur thyroid agar produksi hormonnya normal,” katanya.
Dugaan dr.Zainal
Gani hampir sama dengan kesimpulan penelitian Dr.Edward Bauman,Ph.D, dekan Fakultas Nutrisi, Universtas Natural
Medicine di Santa Fe, New Mexico. Ia menyebutkan virgin coconut oil mampu
mengoptimalkan fungsi adrenalin yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Pasalnya,
pada wanita kasus hyperthyroid banyak disebabkan kelenjar adrenal tidak dapat
menjalankan fungsinya. Misalnya, ketika terjadi perubahan hormon saat pubertas,
permenopause, & menopause. Bila kelenjar adrenal normal, maka kelenjar
thyroid juga membaik. Selain itu, asam lemak rantai pendek pada VCO membantu
hormon thyroid berjalan ke otak.
Dr.Pingkan
Adityawati,
peneliti dari Institut Teknologi Bandung, mengatakan VCO sangat unik. Ia mampu
menstabilkan metabolisme tubuh. “Bila rendah ditingkatkan, sebaliknya bila
tinggi dioptimalkan,” katanya. Kata-kata Pingkan bukan isapan jempol belaka. Dr
Raymond Peat, peneliti & ahli kesehatan di USA kerap memberi VCO pada
penderita thyroid yang datang padanya. Ia mempublikasikan, “Pada saat hormon
tiroksin berlebihan, ia menurunkan sampai kondisi normal. Mereka yang
kekurangan, metabolismenya ditingkatkan,” katanya di Jurnal Coconut Oil.
dr.Kristanto
Yuda
dari RS Panti Nirmala, Malang. Menurutnya, belum ada penelitian ilmiah yang
merekomendasikan VCO untuk mengobati hiperthyroid. Namun, melihat kemampuan
asam lemak jenuh rantai pendek yang istimewa, maka sangat logis bila VCO mampu
mengoptimalkan kerja kelenjar thyroid. Itu sesuai dengan penelitian Roy Peat Ph.D yang dikutip Dr.Bruce Fife dalam terbitan berjudul
The Healing Miracle of Coconut Oil. Endocrinologist di Amerika itu menyebutkan
banyak pasien kelainan thyroid yang ditanganinya membaik dengan VCO.
Sumber:
Majalah Trubus, 2005