POPULER

Dari 4 Dec 2012

Friday 5 July 2013

HIPERTHYROID (Gondok)





Mencegah & Mengobati Hiperthyroid (Gondok)


Di bawah ini kita bawakan ulasan dari majalah ilmiah terkenal (MAJALAH TRUBUS) akan khasiat VCO (Virgin Coconut Oil atau Minyak Kelapa Dara) untuk mencegah & mengobati hiperthyroid.
VCO mengoptimalkan fungsi kelenjar hipotisis, kelenjar itu mengontrol kelenjar lain: adrenal, gondok, & ovarium.

Suatu hari di awal 2001. Tubuh Fersita Bunawan Lim lemah tak berdaya. Lehernya kaku sulit digerakkan. Nafas sesak & jantung berdebar. “Saya hanya bisa pasrah bila sedang kambuh,” kata wanita kelahiran Pontianak 40 tahun silam itu. Operasi pengangkatan sebagian kelenjar thyroid sebesar telur ayam kampung setahun silam sebagai upaya untuk mengatasi hiperthyroid & mengobati hiperthyroid tak membebaskannya dari derita. “Leher saya kembali membesar bahkan kian melebar,” katanya lagi. Fersita sama sekali tak menduga thyroidnya bakal kambuh. “Saya kira penyakit ringan. Operasinya juga hanya pembedahan kecil,” katanya. Ketika itu Sita-panggilan akrab Fersita-mengangkat benjolan di leher karena alasan kecantikan belaka. Ia kerap menjadi pusat perhatian di tempat umum karena lehernya aneh. Wanita cantik, tapi berjakun mirip pria.

Ibu 3 anak itu penasaran. Ia memeriksakan diri ke RS Jantung Harapan Kita, Jakarta. Hasil tes laboratorium menunjukkan, Sita mengalami hyperthyroid sehingga ia harus berkonsultasi dengan endocrinologist, dokter ahli endocrin (kelenjar yang mengeluarkan hormon). Dokter itu menolak mengangkat thyroid. “Operasi hanya untuk penampilan saja. Namun, kestabilan hormon Anda saya tak bisa menjamin,” kata Sita mengulangi ucapan dokter 4 tahun silam. Sita disarankan bersahabat dengan si penyakit. Ia tak boleh capai & terlalu stres. Obat-obatan yang dia konsumsi untuk mengatasi hiperthyroidnya hanya berperan menstabilkan produksi hormon thyroid.
Frekuensi kambuh pun semakin sering. Usut punya usut thyroid yang mendekam menyebabkan penyakit ikutan. Gula darah naik alias komplikasi dengan diabetes. Tes laboratorium menunjukkan gula darah di atas 300 mg/dl. Sita pun harus minum obat dobel, penstabil hormon thyroid & gula darah. Kondisi tubuh memang berangsur membaik, tapi timbul ketergantungan pada obat.

Suaminya, Jaka Dhama Limbang, berulangkali menganjurkan agar Sita mengkonsumsi Virgino. Itu adalah Minyak VCO produksi suaminya sendiri yang diekspor ke Jerman. Selain dianjurkan minum, aneka menu makanan juga harus diolah dengan VCO. Sebuah permintaan Jaka yang tidak digubris oleh Sita. Bahkan karena emosi Sita sering tidak terkendali, ia kerap marah bila dinasihati. Ia tidak mau menuruti anjuran tersebut karena tidak percaya khasiat VCO.
Jadi, Sita pun menerima ukuran leher yang lebih besar ketimbang orang kebanyakan. Namun, setahun kemudian lehernya kian melebar sampai 2 kali lipat. “Secara psikis saya sudah menerima, tapi saya terganggu melakukan aktivitas,” katanya. Lagi-lagi ia harus berkonsultasi dengan dokter.
Pembesaran itu dapat dicegah dengan cara konsultasi rutin setiap 2 minggu. Biaya yang dikeluarkan Sita lebih dari Rp1,2-juta per bulan untuk berkompromi dengan penyakitnya.

Karena penasaran tak kunjung sembuh, pada April 2005 Sita memeriksakan diri ke Singapore General Hospital, Singapura. Rp.4juta hanya untuk pemeriksaan darah & urine. Itu belum termasuk biaya rumah sakit & konsultasi dokter. Hasilnya, diagnose dokter di tanah air tak keliru. Sita menderita hyperthyroid. Angka thyroxine (T4) free, serum 24,3 PMOL/L. Normalnya 9,6-19,1 PMOL/L. Gula darahnya yang relatif tinggi 220 ml/dl, yang menggembirakan hasil pemeriksaan menunjukkan tak ada penyakit komplikasi lain. Ia dianjurkan untuk kontrol seminggu kemudian.
Sita tak mau lagi kontrol. Ia pun menghentikan konsultasi ke dokter langganannya. “4 tahun berobat tak ada perubahan,” katanya. Ia mengikuti kata-kata suaminya untuk minum VCO. Perubahan sikap itu terjadi pada April 2005, saat khasiat VCO mulai ramai dibicarakan.

Sita meminum VCO sehari 2 kali sebanyak 2 sendok makan. Seminggu pertama konsumsi, tak ada perubahan yang berarti. Baru pada bulan ke- 3 ukuran leher mengecil sekitar 10%. Saat Trubus berkunjung ke kantornya, leher Sita telah mengecil hingga setengah. Urat-urat yang sebelumnya tak kelihatan mulai terlihat lagi. Ia pun bebas beraktivitas menjalankan bisnis hingga ke Singapura & Cina. Pemeriksaan gula darah terakhir menunjukkan angka 122 mg/dl.

Strauma Kelenjar
Menurut Prof.Dr.Slamet Suyono SpPD-KE, kelenjar thyroid dikenal di Indonesia sebagai kelenjar gondok. Pada kondisi normal, kelenjar itu aktif & giat memproduksi hormon. Karena satu diantara fungsi kelenjar thyroid ialah mengatur metabolisme tubuh. “Terganggunya fungsi thyroid menyebabkan metabolisme tubuh terganggu,” kata endocrinologist di RSCM itu. Kelainan itu disebut strauma kelenjar dengan ciri pembesaran ukuran kelenjar.

Kondisi kelainan kelenjar bisa bermacam-macam: hipo, hiper, & eutyroid.
Hipo artinya kelenjar tak mampu memproduksi hormon seperti keadaan normal. Gejalanya tubuh lemas, sering mengantuk, & bobot badan bertambah.
Hiper adalah kebalikan dari Hipo, kelenjar terlalu aktif memproduksi hormon. Bobot tubuh biasanya berkurang, mata melotot, & badan sering berkeringat. Penderita juga sering marah-marah karena tidak bisa mengendalikan emosi.
Eutyroid terjadi bila kelenjar membesar, tapi fungsinya berjalan normal.

Menurut Prof.Slamet pengobatan medis penderita strauma kelenjar dibagi bertahap tahap. Pengobatan pertama ialah pemberian obat selama 1,5 tahun. Bila tak ada lagi keluhan & hasil laboratorium normal, maka tidak diperlukan lagI pengobatan hiperthyroid lanjutan. Saat pemberian obat tak berpengaruh, operasi dapat dilakukan. Terakhir ialah radiasi nuklir. Selain itu, penderita hyperthyroid umumnya mengalami komplikasi ke jantung.

Penelusuran Trubus ke berbagai narasumber & literatur menyebutkan penyebab thyroid bermacam-macam. Dulu orang menduga karena tubuh kekurangan yodium. Maklum, pembentukan tiroksin alias hormon thyroid membutuhkan yodium. Pada kasus tertentu kenyatan itu benar sehingga garam beryodium diyakini mampu mengatasi masalah ini. Namun, belakangan banyak ditemukan pasien yang kecukupan yodium tapi mengalami gangguan thyroid.
Beberapa dokter percaya kelainan kelenjar thyroid disebabkan faktor keturunan. Misalkan, warga keturunan Cina yang tinggal di Pontianak & Bangka sebagian besar mengalami gangguan thyroid karena faktor bawaan. Maklum, nenek moyang mereka berasal dari sebuah provinsi di daratan Cina yang mayoritas penduduk mengalami gangguan thyroid.

Yang lebih logis ialah pernyataan Dr Slamet. Menurutnya, wanita lebih berpeluang terserang strauma dibanding pria. Perbandingannya 8:1. Hormon estrogen memicu wanita lebih emosional ketimbang laki-laki. “Anda perhatikan, perempuan lebih gampang marah dibanding laki-laki,” katanya. Itu sejalan dengan catatan Institut Kanker Nasional yang menyebutkan, sebagian besar kanker thyroid pada wanita disebabkan oleh faktor hormon.

Metabolisme Membaik
Kabar penderita thyroid yang membaik setelah mengkonsumsi virgin coconut oil diamini oleh dr.Zainal Gani AKP, herbalis di Malang. Beberapa kali ia memberi VCO pada pasien thyroid. “Pada kasus hipothyroid, metabolisme tubuh pasien menurun. VCO meningkatkan nya kembali,” katanya. Lain halnya dengan kasus hiperthyroid, dr.Zainal Gani menduga VCO membantu mengatasi hiperthyroid & penyakit komplikasinya: diabetes, jantung, & tekanan darah tinggi.
Beliau mengatakan, pada prinsipnya VCO memang memperbaiki metabolisme semua sel dalam tubuh. “Diabetes dapat terkontrol. Otot jantungnya semakin kuat. Tentu saja penderita merasa lebih sehat,” katanya. Yang menarik, pada kasus hyperthyroid, sebetulnya kelenjar thyroid memproduksi tiroksin berlebihan. Pada kasus ini, dr.Zainal Gani menduga VCO mengoptimalkan fungsi kelenjar hipofisis. Yakni kelenjar yang bertugas mengontrol fungsi beberapa kelenjar endoktrin lain seperti kelenjar adrenal, kelenjar gondok, & kelenjar ovarium. “Kelenjar hipofisis mengatur thyroid agar produksi hormonnya normal,” katanya.

Dugaan dr.Zainal Gani hampir sama dengan kesimpulan penelitian Dr.Edward Bauman,Ph.D, dekan Fakultas Nutrisi, Universtas Natural Medicine di Santa Fe, New Mexico. Ia menyebutkan virgin coconut oil mampu mengoptimalkan fungsi adrenalin yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Pasalnya, pada wanita kasus hyperthyroid banyak disebabkan kelenjar adrenal tidak dapat menjalankan fungsinya. Misalnya, ketika terjadi perubahan hormon saat pubertas, permenopause, & menopause. Bila kelenjar adrenal normal, maka kelenjar thyroid juga membaik. Selain itu, asam lemak rantai pendek pada VCO membantu hormon thyroid berjalan ke otak.

Dr.Pingkan Adityawati, peneliti dari Institut Teknologi Bandung, mengatakan VCO sangat unik. Ia mampu menstabilkan metabolisme tubuh. “Bila rendah ditingkatkan, sebaliknya bila tinggi dioptimalkan,” katanya. Kata-kata Pingkan bukan isapan jempol belaka. Dr Raymond Peat, peneliti & ahli kesehatan di USA kerap memberi VCO pada penderita thyroid yang datang padanya. Ia mempublikasikan, “Pada saat hormon tiroksin berlebihan, ia menurunkan sampai kondisi normal. Mereka yang kekurangan, metabolismenya ditingkatkan,” katanya di Jurnal Coconut Oil.

dr.Kristanto Yuda dari RS Panti Nirmala, Malang. Menurutnya, belum ada penelitian ilmiah yang merekomendasikan VCO untuk mengobati hiperthyroid. Namun, melihat kemampuan asam lemak jenuh rantai pendek yang istimewa, maka sangat logis bila VCO mampu mengoptimalkan kerja kelenjar thyroid. Itu sesuai dengan penelitian Roy Peat Ph.D yang dikutip Dr.Bruce Fife dalam terbitan berjudul The Healing Miracle of Coconut Oil. Endocrinologist di Amerika itu menyebutkan banyak pasien kelainan thyroid yang ditanganinya membaik dengan VCO.
Sumber: Majalah Trubus, 2005