POPULER

Dari 4 Dec 2012

Sunday, 8 March 2015

JANTUNG

VCO ANDALAN BARU BAGI PENDERITA PENYAKIT JANTUNG

Pengalaman MAXI PATTY warga Duren sawit, Jakarta Timur. pria kelahiran Ambon 6 Juli 1949

Selasa pagi 23 Desember 2003, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita di Jakarta Barat.

Dokter memvonisnya sakit jantung koroner dengan 3 penyumbatan di bagian kiri dan tengah masing-masing 60% (artinya 60% dari diameter pembuluh darah), dan kanan 80%.

Pertengahan 2004 mengkonsumsi virgin coconut oil (VCO) dengan Dosis konsumsi 2 sendok makan, 3 kali sehari. Sebulan kemudian, beliau merasakan perubahan. ”Saya dapat berjalan 100 meter tanpa rasa sesak,” kata kakek seorang cucu itu. Sebulan berselang, pada Agustus 2004 Patty kembali dapat bermain golf 18 hole. ”Luar biasa, bisa main golf lagi,” katanya.

Oktober 2004 Patty ke rumah sakit dan dicek oleh dokter yang dulu memeriksanya. Hasil dari laboratorium, Penyumbatan pembuluh darah (Arteriosklerosi) tak ditemukan lagi. Kolesterol turun menjadi 180 miligram per desiliter, sebelumnya 240 miligram per desiliter, trigliserida 95 (sebelumnya 120), asam urat 7 (sebelumnya 9).

Bagaimana VCO membantu penyembuhan penyakit jantung koroner?

Menurut Pengobat komplementer dr.Paulus Wahyudi Halim, alumnus Universita’ Degli Studi Padova, Italia, menuturkan, ”Kemungkinan VCO memperbaiki keseimbangan lemak darah. Kalau darah kualitasnya bagus, bersih, kita jadi sehat dan sebaliknya.”

Menurut Ahli jantung koroner Prof Dr dr Budi Setianto, SpJP(K) dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, yang juga guru besar Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan, ”Saya menghargai betul kasus ini. VCO punya khasiat positif, silakan lanjutkan untuk dikonsumsi.” Menurut Prof. Budi Setianto, idealnya Patty menjalani tes treadmill. Tujuannya untuk mengetahui apakah pasokan oksigen saat ia bernapas memadai.

Dr Bruce Fife, pioner penelitian VCO untuk kesehatan, dalam seminar di Jakarta mengatakan, ”VCO mampu meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL=kolesterol baik). Dengan begitu VCO melindungi seseorang dari penyakit jantung koroner.” Dengan meningkatnya HDL, risiko terserang penyakit jantung pun kecil.

Dr Bruce Fife mengatakan, selama ini orang hanya terpaku pada jumlah kolesterol sebagai pemicu penyakit jantung, yang benar adalah RASIO ANTARA TOTAL KOLESTEROL dan HDL. Jika rasio lebih besar dari 5,1 tergolong berisiko tinggi;    5, normal;  dan  3,2, risiko rendah.

Contoh seorang yang berkolesterol 268 mg/dl dan total HDL 145 mg/dl. Jika cuma melihat total kolesterol, terkesan amat tinggi. Namun, ketika total kolesterol dibagi HDL hasilnya hanya 1,8. Artinya risiko terserang penyakit jantung amat rendah.

Bukti lain ketangguhan VCO memerangi jantung koroner disodorkan Dr.Conrado Dayrit. Guru besar Emiritus College of Medicine Manila mengungkapkan, “Prevalensi penyakit jantung dan kolesterol pada masyarakat yang mengkonsumsi MINYAK KELAPA DARA amat rendah seperti ditemukan di Polinesia.” MINYAK KELAPA DARA bukan penyebab penyakit jantung dan bukan penyebab kematian.

Fakta itu diperkuat hasil riset Dr.Dan Eringthon dari Universitas Nasional Australia. Masyarakat Tuvalu, di Pasifik selatan, menjadi obyek risetnya, Tak ada tanda penyakit jantung pada penduduk yang mengkonsumsi minyak kelapa. Seperti juga riset Dr.Ian Prior, seorang ahli kardiovaskuler, yang juga melakukan riset pada masyarakat di kepulauan di Pasifik, tak ada tanda penyakit jantung pada penduduk yang mengkonsumsi minyak kelapa, namun setelah mereka pindah ke Selandia Baru dan mengkonsumsi minyak poli tak jenuh, prevalensi penyakit jantung menjadi tinggi.

Rendahnya rasio kolesterol itu karena VCO bersifat tak dapat tersintesis menjadi kolesterol, tidak ditimbun dalam tubuh, mudah dicerna dan terbakar. Dr. AH Bambang Setiaji, MSc, periset VCO dari Universitas Gadjah Mada, menuturkan VCO mengandung 93% asam lemak jenuh, tetapi 47 - 53% berupa minyak jenuh berantai sedang. Oleh karena itu ia dapat langsung dicerna.

“Setiap melewati endapan kolesterol, Minyak Kelapa Dara akan melarutkan kolesterol. Kolesterol akan larut sehingga peredaran darah lancar,” kata Dr. AH Bambang Setiaji, MSc. Tanpa sumbatan pada pembuluh darah, jantung pun bekerja seperti sedia kala. Bila demikian, selamat tinggal jantung koroner.

Sumber: Majalah Trubus, 2005 - (Sardi Duryatmo/ Peliput: Imam Wiguna dan Evy Syariefa)

Mencegah dan Mengobati Penyakit Stroke

Sumber: Majalah Trubus, 2006 - (Imam Wiguna/ Peliput: Sardi Duryatmo)

Derita itu datang di tengah kebahagiaan Johny Timbul Panggabean. Ketika itu akhir pekan pada Januari 2005, ia dan kelima anak beserta ketiga cucu tengah berkumpul di Cimacan, Kabupaten Bogor, yang sejuk. Ketika hendak tidur, tiba-tiba ia sulit berbicara. Lidahnya kelu. Rahang bawah bergeser ke kiri menyebabkan wajahnya tak lagi simetris.

Melihat gejala seperti itu, istri beserta anaknya segera melarikan pria 61 tahun itu ke Rumah Sakit St Carolus, Jakarta Pusat. Hasil pemeriksaan dokter, Johny terkena stroke, tekanan darah pria kelahiran 1945 itu mencapai 230/120 mmHg. Padahal, menurut World Health Organization (WHO), tekanan darah normal kurang dari 130/85 mmHg. Akibatnya, ia harus dirawat di rumah sakit selama sepekan. Selain itu, ia juga rutin mengkonsumsi sebuah kapsul penurun tekanan darah tinggi per hari. Seminggu kemudian kondisinya kembali pulih.

Tiga bulan berselang, serangan stroke kembali menghampiri Johny. Ketika ia sedang di kamar mandi, tiba-tiba kedua kakinya kehilangan rasa, tak bisa digerakkan. Tubuh nya pun terjatuh. Sekuat tenaga ia berusaha berteriak. Namun, lidahnya tiba-tiba terasa kelu, tak sanggup bersuara. Melihat sang ayah yang tak kunjung keluar, seorang anaknya berusaha mendobrak pintu kamar mandi, dan mendapati sang ayah telah terkapar. Paham ayahnya terkena stroke, ia langsung menusuk seluruh jari tangan dan bagian belakang telinga Johny dengan jarum. “Tujuannya untuk mengurangi tekanan darah,” katanya. Namun, kala itu ia tidak diboyong ke rumah sakit. “Saya tidak ada dana,” keluhnya. Pria kelahiran 8 Agustus 1945 itu hanya terbaring di tempat tidur. Tiga pekan beristirahat, kondisinya kembali pulih.

Konsumsi VCO

Baru sebulan pulih, stroke kembali menyambangi Johny. Saat bangun tidur, lagi-lagi mulut menjadi kelu. Serangan yang ketiga kalinya itu karena tergiur menyantap gulai kepala ikan kakap kesukaannya. Beruntung obat pereda tekanan darah tinggi sisa pengobatan sebelumnya masih tersisa. Ia pun kembali rutin menkonsumsi obat penurun tekanan darah tinggi sebutir sehari. Dua hari kemudian, Johny kembali berbicara. “Tapi bicara saya jadi lambat,” ujar lulusan Sekolah Tinggi Theologi Inalta, Jakarta, itu. Selain itu, rambut menjadi memutih dan rontok. Lelah menderita stroke yang terus kambuh, Johny akhirnya mencari pengobatan alternatif Menantunya, Tampubolon, yang mendengar keinginan Johny, memberikan sebotolvirgin coconut oil (VCO) alias minyak kelapa murni berupa kapsul. Sejak saat itu, ia rutin mengkonsumsi VCO 3 kali sehari masing-masing 3 kapsul.

Awalnya, Johny menyangsikan khasiat minyak berkhasiat itu. Namun, setelah mendengar bahwa VCO telah menembus pasar ekspor, keraguannya terkikis. “Kalau sampai diekspor ke Jerman, berarti khasiatnya baik,” tuturnya. Seminggu berselang, Johny mulai merasakan khasiatnya. “Tubuh saya terasa lebih fit,” katanya. Sayang, sebotol VCO itu hanya cukup dikonsumsi selama 2 pekan. “Karena harganya lumayan mahal, saya terpaksa berhenti mengkonsumsi,” kata kakek 3 cucu itu.

Tiga bulan berhenti mengkonsumsi VCO plus diimbangi gaya hidup kurang sehat, pada Maret 2006, stroke kembali menghampiri Johny. Pukul 02.00 dinihari, saat sebagaian orang merajut mimpi, suara ‘bruk’ menghenyakkan sang istri. Ia terkejut mendapati suaminya jatuh terkapar dari pembaringan. Pria 61 tahun itu tak sadarkan diri meski beberapa kali dibangunkan.

Istri dan kelima anaknya berkumpul di kamar Johny. Kecemasan membayangi wajah mereka. Dua jam berselang, Johny terbangun, tetapi lidahnya kelu. Sang istri langsung ingat VCO. Oleh karena itu, ia bergegas menghubungi menantunya. Johny pun kembali rutin mengkonsumsinya. Dua pekan kemudian, kondisi Johny mulai membaik. Saat diperiksa pada pekan ketiga April 2006, tekanan darahnya mencapai 140/90, jauh lebih rendah dibanding sebelumnya. Selain itu, rambut yang tadinya rontok, perlahan mulai tumbuh. “Badan saya pun kembali segar,” katanya.

Dua Penyebab

Menurut Dr Ernawati Sinaga MS Apt, direktur Pusat Penelitian Tumbuhan Obat Universitas Nasional, Jakarta, stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di Amerika Serikat. Stroke terjadi karena sel-sel otak mengalami kerusakan akibat tidak mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup.

Ditinjau dari penyebabnya, ada dua jenis stroke: Ischemic Stroke dan Haemorrhagic Stroke.

·   Ischemic stroke disebabkan arteriosklerosis alias penyumbatan dinding pembuluh darah karena timbunan lemak.

·   Haemorrhagic strokeakibat pecahnya pembuluh darah di otak sehingga terjadi pendarahan.

Pecahnya pembuluh darah ditengarai akibat tekanan darah terlalu tinggi. Hampir 70% penderita stroke jenis itu disebabkan hipertensi. Menurut dr H Hardhi Pranata SpS MARS, dokter pribadi presiden, sebagian stroke di Indonesia adalahhaemorrhagic. “Pembuluh darah orang-orang Indonesia rapuh karena kebiasaan mengkonsumsi bahan pangan gurih,” kata master Administrasi Rumahsakit alumnus Universitas Indonesia itu. Namun, yang tidak menderita hipertensi pun bisa terserang hemorrhagic stroke. Tekanan darah yang tiba-tiba melonjak karena makanan atau emosi bisa memicu pembuluh darah pecah.

Menurut Hartono, pengobat tradisional di kawasan niaga Roxy, Jakarta Pusat, VCO mampu mengatasi stroke dengan mengurangi faktor risiko penyebab stroke yaitu arteriosklerosis dan hipertensi. Minyak perasan Cocos nucifera itu mampu meningkatkan kadar high density lipoprotein (HDL) yang berfungsi mengangkut lemak dan kolesterol dari organ - termasuk pembuluh darah - ke hati untuk dicerna.

Keampuhan VCO mengatasi penyakit, mencuri perhatian dr Satya Hanura SpS, dari Rumah Sakit Jakarta. Ia mencoba memberikan tambahan VCO bagi pasien stroke. Obat-obatan medis antistroke tetap diberikan. “VCO sifatnya komplementer,” ujar dokter spesialis saraf alumnus Universitas Indonesia itu. Dalam 2 - 3 bulan kadar low density lipoprotein (LDL) pasien turun signifikan menjadi rata-rata 110 mg/dl; sebelumnya 200 mg/dl. “Dengan penurunan kadar LDL darah, sangat mengurangi kekambuhan stroke, ” katanya.

Menurut dr Satya Hanura SpS, VCO sebagai sumber energi. Maklum, pasien stroke umumnya mengalami gangguan menelan dan sulit makan akibat larangan konsumsi garam, makanan pedas, dan lemak. “Nafsu makannya berkurang. VCO memberi kebutuhan energi tubuh,” katanya. Johny Timbul Panggabean telah merasakan khasiat VCO. Oleh karena itu, untuk mewujudkan impian selalu bugar, ia pun rutin mengkonsumsinya.



Mencegah dan Mengobati Penyakit Stroke

Sumber: Majalah Trubus, Desember 2005

Sa’dan (Pria 68 tahun), koma dan terbaring lemah di rumah sakit. Separuh tubuh lumpuh dan mati rasa.

kondisi kesehatan pria

Malam pada pertengahan 2002, ia pusing hebat, muntah-muntah, kejang, demam, hingga koma.

Dua hari RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau kondisinya tidak kunjung membaik.

Hingga kemudian ia diawa ke Mahkota Medical Center Malaka, Malaysia. Sa’dan menjalani CT scan dan magnetic resonance imaging untuk mendeteksi penyakit. Hasil pemeriksaan menunjukkan Sa’dan menderita PENYAKIT STROKE alias penyumbatan aliran darah ke otak.

Sa’dan dirawat 45 hari di Malaysia. Kondisi kesehatannya membaik tetapi Cuma sesaat. Konsumsi obat-obatan itu malah berdampak buruk. Lambung sa’dan mengalami pendarahan karena terifeksi plaviks. Obat itu berfungsi sebagai pengencer darah khusus penderita stroke demi mencegah pembekuaan darah.

Putra Sa’dan membaca tulisan tentang manfaat VCO ialah untuk mengatasi STROKE di TRUBUS.

Sebulan mengkonsumsi VCO tubuh bagian kanan yang semula mati rasa mulai bisa digerakkan.

Jemari tangan kanan mulai kokoh menggenggam sesuatu.

Gejala serangan stroke tak pernah lagi dirasakan. Kursi roda yang setia menemani nya kini Ia tinggalkan.

Setelah mengkonsumsi VCO sehari 3X 3 sendok makan selama kurang lebih 2 bulan