VCO
matikan virus penyebab Hepatitis A, B, C, SARS (Flu Burung), TORCH
(Toxoplasma, Rubella, CMV, Herpes), Cacar Air, Mononucleosis, Influenza,
Virus HIV
|
Sumber: Majalah Trubus, 2009. (Ari
Chaidir/Peliput: Faiz Yajri & Vina Fitriani)
VCO
sangat kuat sebagai Anti Virus, Anti Bakteri, Anti Jamur & Anti Protozoa.
Uji antibakteri VCO terhadap E. coli yang
dilakukan di laboratorium pun memang memperkuat analisis di atas, tapi VCO
tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli secara invitro. Mengapa?
Sebab, yang memiliki sifat antimikroba dalam VCO adalah monogliserida & asam
lemak bebas. Kedua senyawa itu berasal dari trigliserida yang terkandung dalam
VCO. Namun, trigliserida baru aktif
berubah menjadi monogliserida & asam lemak bebas setelah berada dalam tubuh.
Trigliserida tersusun dari tiga asam lemak.
Asam-asam lemak itu diikat oleh gliserol. Ketika VCO dikonsumsi, trigliserida
nya dipecah menjadi digliserida, monogliserida, & asam lemak bebas. Asam
lemak dalam VCO yang paling aktif sebagai antibakteri adalah asam laurat & asam
kaprat beserta monogliserida nya yakni monolaurin & monokaprin (merekalah
yang sangat berperan sebagi anti bakteri, anti protozoa & anti jamur).
Sebab lain E. coli tak bisa dihambat
pertumbuhannya oleh VCO secara langsung, lantaran sensitivitas asam lemak
bebasnya. Secara umum asam lemak itu hanya sensitif menghambat perkembangan
bakteri gram positif. Di antaranya:
·
Staphyllococcus
aureus, penyebab bisul & penyakit saluran pencernaan;
·
S.
epidermis, penyebab endokarditis atau infeksi pada katup jantung;
·
Mycobacterium
tuberculosis, penyebab TBC;
·
Nocardia
asteroides, penyebab penyakit nokardiosis.
Kalaupun sensitif terhadap bakteri gram
negatif, tapi hanya untuk bakteri tertentu. Misalnya Helicobacter pylori, penyebab penyakit maag, & Salmonella typhimurium, penyebab penyakit
tipus. Sementara untuk bakteri-bakteri gram negatif lainnya, seperti E.
coli, penyebab penyakit diare, asam lemak bebas tidak mampu mengatasinya.
Uji aktivitas antibakteri VCO terhadap
Staphyllococcus aureus yang dilakukan di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia) mengkonfirmasi VCO mampu menghambat pertumbuhan bakteri itu dengan
aktivitas lebih tinggi dibandingkan aktivitas CHLORAMPHENICOL (ANTIBIOTIK
KOMERSIAL). Namun, VCO sama sekali tidak mampu menghambat pertumbuhan
bakteri E. coli. Bakteri gam negatif itu hanya efektif dihambat oleh asam
lemak bebas dengan rantai sangat pendek - C6 atau lebih pendek -, misalnya
asam kaproat (C6).
Permasalahannya, VCO paling tinggi
mengandung asam kaproat sekitar 0,5%. Bahkan seringkali tidak ditemukan
asam-asam lemak rantai pendek karena
bahan bakunya kurang baik atau hilang selama proses ekstraksi. Oleh
karena itu, walaupun VCO dapat berfungsi sebagai antibakteri, proses produksi & penyimpanannya
mutlak dilakukan secara higienis. Konsumsi VCO yang tercemar bakteri
patogen seperti E. coli malah menyebabkan sakit perut alias diare.
Kemampuan asam lemak & monogliserida
sebagai antibakteri & anti protozoa serta anti jamur tidak dapat bertahan
lama. Aktivitasnya dapat menurun secara drastis hingga 59%hanya dalam waktu 1
hari. Untuk mengantisipasi hal itu, konsumsi
VCO harus dilakukan secara disiplin & teratur dengan dosis tepat.
Seperti halnya konsumsi obat antibiotika & obat-obat lain, dosis konsumsi
VCO yang tepat sangat menentukan efektivitasnya.
ITULAH PENTINGNYA MENGETAHUI MANA VCO
BERKUALITAS YANG TERJAMIN KHASIATNYA, TIDAK SEMUA MINYAK KELAPA KHASIATNYA
SAMA
|
AIDS
|
(Sumber : Majalah Trubus, September 2005)
Berawal dari kebiasaan menggunakan jarum
suntik secara bergilir kala berpesta narkoba membawa Aji Dharma divonis
PENYAKIT AIDS 3 tahun silam.
Aji berbaring tidak berdaya dengan sekujur
tubuh, mulut, hingga selangkangan & kemaluan dipenuhi luka bernanah
mengeluarkan darah berbau amis.
Daya tahan tubuh Aji rontok akibat
cengkeraman virus HIV.
Candida sp, Cendawan penyebab borok
diselangkangan & kemaluan leluasa bersemayam lantaran tubuh Aji lemah.
Cendawan serupa menyebabkan mulutnya seperti mengalami sariawan akut sehingga
tidak dapat berbicara. Sarcoma-pun mencabik-cabik kulit Aji hingga radang
paru-paru yang khas pada penderita AIDS.
Pihak keluarga langsung merawatkan Aji di
sebuah rumah sakit di bilangan Jakarta Selatan. Tak ada perubahan berarti,
perawatan dipindahkan ke rumah sakit lain di Jakarta Pusat & diberikan
sekitar 15 obat suntik & oral. Termasuk diantaranya obat antiretrovirus,
obat standar perawatan pasien AIDS.
Harapan hadir ketika pamannya datang melihat
kondisi Aji. Pamannya memberikan VCO 70ml, Aji-pun menengguk VCO 70 ml tersebut
selama 3 hari berturut-turut. Pada hari ketiga luka-luka mongering. Penggunaan
tetap dibarengi dengan obat-obat medis dari rumah sakit. Seminggu berselang
kondisi Aji berangsur pulih. Sariawan dimulut sembuh, bintil bernanah di
sekujur tubuh hingga selangkangan & kemaluan pun menghilang. Tubuh menjadi
lebih segar sehingga ia diperbolehkan pulang. Kini setelah 2 bulan rutin
mengkonsumsi VCO Aji sudah bisa kembali beraktifitas.
Mencegah
& Mengobati Flu Burung / SARS
|
Sumber: Majalah TRUBUS 2006, (Dian Adijaya S)
Bukan tanpa alasan dr Hardhi, spesialis saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya itu meyakini manfaat virgin coconut oil . Pengalaman pribadi
ayah 2 putri itu membenarkan prediksinya 2 tahun silam.
Untuk menghilangkan influenza yang seringkali
mendera ia rutin meminum 2 sendok VCO sehari. “Tidak berapa lama sembuh. Malah
setelah rutin mengkonsumsi VCO tidak pernah lagi terserang influenza,” ujar
neurologist di Rumah Sakit Gatot Subroto itu.
Karena virus avian influenza tergolong virus
influenza tipe A, keampuhan VCO itu diaplikasikan dr Hardhi pada 50 ayam
kesayangannya. Minyak dara itu dicampurkan setiap kali memberi pakan. “Saat
wabah flu burung ramai dibicarakan karena banyak ayam-ayam yang mati, semua
ayam saya sehat. Malah makannya tambah banyak karena VCO memberi rasa gurih,”
ujar dr Hardhi yang juga ketua Perhimpunan Gerontologi Indonesia itu.
dr Hardhi yakin VCO dapat merusak lapisan
lemak pembungkus virus. Artinya pertumbuhan virus bakal terhambat oleh VCO saat
ia berupaya beregenerasi.
Kenyataan itu diperkuat oleh penelitian DR Conrado Dayrit, M.D. yang
dipresentasikan pada 53rd Anniversary
Celebration of the Philippine Association for the Advancement of Science di
University of Santo Thomas, Manila, pada 2003. DR Conrado Dayrit, M.D
mengungkapkan asam laurat pada VCO berupa medium chain fatty acid (MCFA) akan
berubah menjadi monolaurin di dalam tubuh. Monolaurin itu yang kemudian bekerja
menghancurkan lapisan lemak pembungkus virus.
LUAR
BIASA
Menurut Agus
Wiyono, DVM, PhD., Lulusan Doktor Virulogy & Imunology dari James Cook
University, Australia & merupakan peneliti avian influenza dari Pusat
Penelitian & Pengembangan Peternakan di Bogor, peran VCO menghambat avian
influenza lebih dimungkinkan karena kadar asam laurat yang tinggi, rata-rata
mencapai 50%. “Jika benar ia antiviral besar kemungkinan cara kerjanya menghambat
virus itu menempel di sel,” ujarnya.
Agus
Wiyono, DVM, PhD.,
membenarkan jika kekuatan virus sebenarnya ada pada pembungkusnya. “Jika ada
obat atau zat yang bisa menghancurkan pembungkus itu berarti sangat luar
biasa,” ujarnya. Maklum sepanjang pengetahuannya, virus tidak bisa dibunuh. Ia
hanya dapat diisolir agar tidak berkembang. Tamiflu
contohnya. Obat flu burung yang diproduksi di Swiss itu digadang-gadang bisa
mencegah avian influenza. Ternyata obat itu hanya bekerja menghambat
perbanyakan virus di tubuh. & obat itu pun memiliki banyak kekurangan.
“Obat ini hanya efektif 2x 24 jam sejak penderita diduga suspect avian
influenza,” ujarnya. Kenyataan selama ini diagnosis penderita avian influenza
bisa memakan waktu berminggu-minggu.
Selain itu, Tamiflu dapat menjadi bumerang. Karena jangka efektivitas obat yang
pendek, jika tidak tepat pemakaian justru menyebabkan virus avian influenza
bermutasi sehingga menjadi sulit diberantas. “Kondisi ini menjadi pisau bermata
dua dalam pencegahan & pengendalian avian influenza,” ujarnya.
HATI-HATI
KOTORAN
Di lain pihak, sumber utama penyebaran avian
influenza yakni unggas, sebagai upaya pencegahan, beberapa peternak di Lampung
& Tangerang mulai memberi asupan VCO pada unggas mereka. Yaitu mencampur
VCO pada pakan ayam-ayamnya.
Semula minyak dara itu hanya dipakai sebagai
tambahan saat pencampuran pakan nabati dengan minyak buah merah. “VCO
ditambahkan agar campuran minyak buah merah dengan pakan lebih merata,” Seperti
penuturan Dharma, general manager SUMBER INTI HARAPAN (SIH) yang merupakan
produsen telur omega 3, di Pasar Kamis, Tangerang. Menurut general manager SIH
itu, pemakaian VCO membuat unggas lebih sehat.
Bagaimana itu bisa terjadi?, Dr drh I Wayan T. Wibawa, MS, wakil
dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, menduga VCO sebetulnya bukan membentuk
antibodi pada unggas.
“Ia akan memperbaiki kualitas sel mukosa atau
selaput lendir sehingga saluran pernapasan menjadi baik. Otomatis virus sulit
menginfeksi,” ujarnya.
Kenyataan itu ditunjang dengan kondisi ayam
saat ini. “Ayam yang ada sekarang ini ayam modern,” ujar Wayan. Artinya mereka
memiliki kecepatan tumbuh luar biasa. Efeknya kerja jantung & fungsi hati
menjadi berat. “Sel-selnya berkembang sangat cepat sehingga mudah stres. Jika
stres maka akan peka terhadap guncangan penyakit, misal flu burung,” tutur
doktor Imunology & Mikrobiology dari Jerman itu.
Meski demikian Agus Wiyono, DVM, PhD., tetap menekankan kebersihan untuk mencegah
avian influenza. “Sumber utama penularan avian influenza antar unggas adalah
kotoran. Virus di kotoran sebetulnya mudah mati. Caranya campur kotoran dengan
batu gamping, lalu tutup dengan plastik & jemurlah di bawah sinar
matahari,” ujarnya. Pada manusia, modalnya rajinlah mencuci tangan dengan sabun
karena virus yang menempel bakal luruh.
Sumber:
Majalah Trubus, 2006 - (Dian Adijaya S)
CAMPAK
/ RUBELLA
|
Campak merupakan penyakit yang sangat menular
pada anak-anak, namun dapat terjadi pada orang dewasa. Penyakit ini merupakan penyakit
infeksi oleh virus Rubella yang
dapat menular lewat batuk, bersin & tangan yang kotor dengan cairan hidung
& mulut.
GEJALA
:
Demam tinggi, pusing, mata merah, hidung
berair & sakit tenggorokan.
Ruam pada kulit (ruam kulit warna merah
jambu) yang timbul setelah demam menurun & menyebar di seluruh tubuh.
Pembengkakan di daerah kelenjar limfe
(kelenjar gerah bening) pada daerah telinga & leher.
Persendian bengkak & nyeri pada beberapa
kasus.
Pengobatan
RUBELLA
Terapi VCO dengan dosis 1hari 3 x 3 sendok
makan selama 3 hingga 6 bulan INSYA ALLAH dapat mematikan virus Rubella
Anak saya panas selama 2hari berturut-turut
& bintik-bintik pada pergelangan tangan & sebagian tubuhnya. Menurut
Dokter anak saya terkena sakit RUBELLA/CAMPAK, kemudian diberikan obat tetapi
sampai 2 hari panas tidak segera turun.
Setelah
diberi VCO sehari 3X 1 sendok makan. Alhamdulillah pada hari itu juga panas
mulai turun, hari ke3 bintik-bintik hilang & pada hari ke empat sudah
dapat bermain lagi.
Semoga
pengalaman saya bermanfaat bagi orangtua lainnya.
|
VCO
untuk CACAR AIR
|
Anak kami terserang virus cacar air dengan
gejala panas, gatal-gatal, badan lemas, ada bintik-bintik berair pada sebagian
tubuhnya selama 2 – 3 minggu-an. Kami memberinya VCO tapi dia menolak.
Pada Adiknya terlihat gejala terserang virus
cacar air juga dengan ciri hampir sama, tetapi setelah diminumkan VCO dengan
dosis sehari 3x 2 sendok makan untuk yang berumur 6 tahun, sehari 3X 1 sendok
makan untuk yang umur 3 tahun, & sehari 3x 2 sendok teh untuk yang umur 9
bulan. serta dioleskan juga pada bintik cacar air yang akan mulai muncul pada
sebagian tubuhnya.
Dengan ijin Allah sangat terasa sekali
perbedaannya dengan anak kami yang terserang cacar air tetapi tidak minum VCO
mengalami sakit 2-3 minggu dengan keluhan panas, gatal-gatal, badan lemas,
serta muncul bintik-bintik berair lebih banyak di banding dengan yang minum VCO
& dioleskan, hanya mengalami sakit 3 hari, bintik-bintik yang keluar pada
sebagian tubuhnya lebih jarang, & sembuh total pada hari ke-4. Semoga
pengalaman saya bermanfaat bagi anda.
CMV (Cytomegalovirus)
|
CMV (Cytomegalovirus) merupakan virus yang
diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes, memiliki potensi yang berbahaya
bagi janin, pasien operasi cangkok organ, mengganggu atau merusak hampir semua
organ tubuh & menyebabkan hampir semua jenis infeksi.
Pengobatannya pun tidak semudah mengobati
virus lainnya.
Organ yang bisa terkena CMV adalah:
· Ginjal, disebut CMV
nefritis.
· Hati, disebut CMV
hepatitis.
· Jantung, disebut
CMV myocarditis.
· Paru-paru, disebut
CMV pneumonitis.
|
·
Mata, disebut CMV retinitis.
·
Lambung, disebut CMV gastritis.
·
Usus, disebut CMV colitis.
·
Otak, disebut CMV encephalitis.
|
Gejala
& Diagnosa CMV
Gejala sangat bervariasi tergantung dari
organ yang diserang, bahkan ada juga yang tanpa gejala. Kebanyakan infeksi yang
ada tidak terdiagnosa karena CMV seringkali menampakkan sedikit gejala, bahkan
bisa tanpa gejala. Diagnosis pasti CMV ditetapkan berdasarkan pemeriksaan PCR
(Polymerase Chain Reaction) yang mendeteksi keberadaan DNA (materi genetik)
virus CMV dalam darah. Infeksi CMV juga ditetapkan dengan pemeriksaan kadar
antibodi IgG & IgM.
Akibat
CMV
Akibat dari terinfeksi CMV dapat ringan,
dapat pula sangat berbahaya.
Biasanya CMV
menyebabkan demam, penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) & letih-
lesu.
Kreatinin dapat
meningkat pada pasien cangkok ginjal dengan infeksi CMV.
Infeksi pada
paru-paru menimbulkan sesak & batuk.
Pada sistem cerna
seperti lambung & usus, infeksi CMV menyebabkan mual, muntah & diare.
Ensefalitis (otak)
CMV dapat menyebakan kejang, nyeri kepal, & koma.
Apabila penderita
sedang hamil, Virus CMV pada wanita hamil dapat berakibat buruk pada janin, CMV
bisa menginfeksi janin & mengakibatkan gangguan pada organ tertentu janin,
dengan manifestasi berbeda-beda, misalnya kulit berwarna kuning, pembesaran
hati & limpa, kerusakan atau hambatan pembentukan organ tubuh seperti mata,
otak, gangguan mental, tergantung organ janin yang diserang. Umumnya janin yang
terinfeksi CMV lahir prematur & berat badan lahir rendah.
Penularan
CMV
Virus CMV ada dalam cairan tubuh pasien CMV
& ditularkan melalui kontak selaput lendir (mulut & kelamin). Selain
itu, penularan CMV bisa melalui transfusi darah, & pada bayi umumnya
tertular pada saat masih dalam kandungan atau dari ASI.
Pengobatan
CMV
Terapi VCO dengan dosis sehari 3x 3 sendok
makan, selama 3 hingga 6 bulan INSYA ALLAH dapat mematikan virus CMV.
VCO
untuk SAKIT FLU & PILEK (ALERGI FLU)
|
Sudah 5 tahun saya mengalami sakit alergi flu
setiap pagi hari. Flu & pilek ini pasti muncul di pagi hari & akan
hilang dengan sendirinya ketika pagi beralih ke siang hari. Saya juga sering
mengalami bersin terus-menerus & pilek jika terkena debu saat bersih-bersih
rumah.
Alhamdulillah setelah minum VCO sehari 3x 2
sendok makan selama lebih kurang 2 bulan, penyakit saya sembuh total & sekarang
tidak pernah muncul lagi keluhan tersebut.
Sri
Yuniarti, 33 Tahun, Pegawai Swasta, Yogyakarta
Alhamdulillah beberapa waktu lalu dengan ijin
Allah saya mendapat ujian berupa SAKIT HERPES.
Gejala awal yang saya rasakan, badan demam
& di bagian yang kena herpes itu, awalnya melepuh seperti terkena air
panas, setelah itu pecah & bernanah, rasanya gatal & perih sekali.
Kemudian saya periksakan ke dokter spesialis
kulit & diberi bermacam-macam obat yang jumlahnya cukup banyak tetapi efek
terhadap penyembuhan luka terasa lama.
Keinginan kuat untuk sembuh membuat saya
mencoba Herbal berupa VCO, Saya minum VCO sehari 3X 2 sendok makan, juga saya
oleskan di bagian yang terkena herpes.
Alhamdulillah setelah pemakaian lebih kurang
3 minggu penyakit herpes yang saya derita sembuh total & yang membuat saya
bersyukur sekali tidak meninggalkan bekas sama sekali.