POPULER

Dari 4 Dec 2012

Sunday 8 March 2015

virus



VCO matikan virus penyebab Hepatitis A, B, C, SARS (Flu Burung), TORCH (Toxoplasma, Rubella, CMV, Herpes), Cacar Air, Mononucleosis, Influenza, Virus HIV
Sumber: Majalah Trubus, 2009. (Ari Chaidir/Peliput: Faiz Yajri & Vina Fitriani)

VCO sangat kuat sebagai Anti Virus, Anti Bakteri, Anti Jamur & Anti Protozoa.
Uji antibakteri VCO terhadap E. coli yang dilakukan di laboratorium pun memang memperkuat analisis di atas, tapi VCO tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli secara invitro. Mengapa? Sebab, yang memiliki sifat antimikroba dalam VCO adalah monogliserida & asam lemak bebas. Kedua senyawa itu berasal dari trigliserida yang terkandung dalam VCO. Namun, trigliserida baru aktif berubah menjadi monogliserida & asam lemak bebas setelah berada dalam tubuh.

Trigliserida tersusun dari tiga asam lemak. Asam-asam lemak itu diikat oleh gliserol. Ketika VCO dikonsumsi, trigliserida nya dipecah menjadi digliserida, monogliserida, & asam lemak bebas. Asam lemak dalam VCO yang paling aktif sebagai antibakteri adalah asam laurat & asam kaprat beserta monogliserida nya yakni monolaurin & monokaprin (merekalah yang sangat berperan sebagi anti bakteri, anti protozoa & anti jamur).

Sebab lain E. coli tak bisa dihambat pertumbuhannya oleh VCO secara langsung, lantaran sensitivitas asam lemak bebasnya. Secara umum asam lemak itu hanya sensitif menghambat perkembangan bakteri gram positif. Di antaranya:
·         Staphyllococcus aureus, penyebab bisul & penyakit saluran pencernaan;
·         S. epidermis, penyebab endokarditis atau infeksi pada katup jantung;
·         Mycobacterium tuberculosis, penyebab TBC;
·         Nocardia asteroides, penyebab penyakit nokardiosis.

Kalaupun sensitif terhadap bakteri gram negatif, tapi hanya untuk bakteri tertentu. Misalnya Helicobacter pylori, penyebab penyakit maag, & Salmonella typhimurium, penyebab penyakit tipus. Sementara untuk bakteri-bakteri gram negatif lainnya, seperti E. coli, penyebab penyakit diare, asam lemak bebas tidak mampu mengatasinya.

Uji aktivitas antibakteri VCO terhadap Staphyllococcus aureus yang dilakukan di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) mengkonfirmasi VCO mampu menghambat pertumbuhan bakteri itu dengan aktivitas lebih tinggi dibandingkan aktivitas CHLORAMPHENICOL (ANTIBIOTIK KOMERSIAL). Namun, VCO sama sekali tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. Bakteri gam negatif itu hanya efektif dihambat oleh asam lemak bebas dengan rantai sangat pendek - C6 atau lebih pendek -, misalnya asam kaproat (C6).

Permasalahannya, VCO paling tinggi mengandung asam kaproat sekitar 0,5%. Bahkan seringkali tidak ditemukan asam-asam lemak rantai pendek karena bahan bakunya kurang baik atau hilang selama proses ekstraksi. Oleh karena itu, walaupun VCO dapat berfungsi sebagai antibakteri, proses produksi & penyimpanannya mutlak dilakukan secara higienis. Konsumsi VCO yang tercemar bakteri patogen seperti E. coli malah menyebabkan sakit perut alias diare.
Kemampuan asam lemak & monogliserida sebagai antibakteri & anti protozoa serta anti jamur tidak dapat bertahan lama. Aktivitasnya dapat menurun secara drastis hingga 59%hanya dalam waktu 1 hari. Untuk mengantisipasi hal itu, konsumsi VCO harus dilakukan secara disiplin & teratur dengan dosis tepat. Seperti halnya konsumsi obat antibiotika & obat-obat lain, dosis konsumsi VCO yang tepat sangat menentukan efektivitasnya.

ITULAH PENTINGNYA MENGETAHUI MANA VCO BERKUALITAS YANG TERJAMIN KHASIATNYA, TIDAK SEMUA MINYAK KELAPA KHASIATNYA SAMA

AIDS
 (Sumber : Majalah Trubus, September 2005)

Berawal dari kebiasaan menggunakan jarum suntik secara bergilir kala berpesta narkoba membawa Aji Dharma divonis PENYAKIT AIDS 3 tahun silam.
Aji berbaring tidak berdaya dengan sekujur tubuh, mulut, hingga selangkangan & kemaluan dipenuhi luka bernanah mengeluarkan darah berbau amis.
Daya tahan tubuh Aji rontok akibat cengkeraman virus HIV.
Candida sp, Cendawan penyebab borok diselangkangan & kemaluan leluasa bersemayam lantaran tubuh Aji lemah. Cendawan serupa menyebabkan mulutnya seperti mengalami sariawan akut sehingga tidak dapat berbicara. Sarcoma-pun mencabik-cabik kulit Aji hingga radang paru-paru yang khas pada penderita AIDS.

Pihak keluarga langsung merawatkan Aji di sebuah rumah sakit di bilangan Jakarta Selatan. Tak ada perubahan berarti, perawatan dipindahkan ke rumah sakit lain di Jakarta Pusat & diberikan sekitar 15 obat suntik & oral. Termasuk diantaranya obat antiretrovirus, obat standar perawatan pasien AIDS.

Harapan hadir ketika pamannya datang melihat kondisi Aji. Pamannya memberikan VCO 70ml, Aji-pun menengguk VCO 70 ml tersebut selama 3 hari berturut-turut. Pada hari ketiga luka-luka mongering. Penggunaan tetap dibarengi dengan obat-obat medis dari rumah sakit. Seminggu berselang kondisi Aji berangsur pulih. Sariawan dimulut sembuh, bintil bernanah di sekujur tubuh hingga selangkangan & kemaluan pun menghilang. Tubuh menjadi lebih segar sehingga ia diperbolehkan pulang. Kini setelah 2 bulan rutin mengkonsumsi VCO Aji sudah bisa kembali beraktifitas.


Mencegah  & Mengobati Flu Burung / SARS
Sumber: Majalah TRUBUS 2006, (Dian Adijaya S)

Bukan tanpa alasan dr Hardhi, spesialis saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya itu meyakini manfaat virgin coconut oil . Pengalaman pribadi ayah 2 putri itu membenarkan prediksinya 2 tahun silam.
Untuk menghilangkan influenza yang seringkali mendera ia rutin meminum 2 sendok VCO sehari. “Tidak berapa lama sembuh. Malah setelah rutin mengkonsumsi VCO tidak pernah lagi terserang influenza,” ujar neurologist di Rumah Sakit Gatot Subroto itu.

Karena virus avian influenza tergolong virus influenza tipe A, keampuhan VCO itu diaplikasikan dr Hardhi pada 50 ayam kesayangannya. Minyak dara itu dicampurkan setiap kali memberi pakan. “Saat wabah flu burung ramai dibicarakan karena banyak ayam-ayam yang mati, semua ayam saya sehat. Malah makannya tambah banyak karena VCO memberi rasa gurih,” ujar dr Hardhi yang juga ketua Perhimpunan Gerontologi Indonesia itu.
dr Hardhi yakin VCO dapat merusak lapisan lemak pembungkus virus. Artinya pertumbuhan virus bakal terhambat oleh VCO saat ia berupaya beregenerasi.

Kenyataan itu diperkuat oleh penelitian DR Conrado Dayrit, M.D. yang dipresentasikan pada 53rd Anniversary Celebration of the Philippine Association for the Advancement of Science di University of Santo Thomas, Manila, pada 2003. DR Conrado Dayrit, M.D mengungkapkan asam laurat pada VCO berupa medium chain fatty acid (MCFA) akan berubah menjadi monolaurin di dalam tubuh. Monolaurin itu yang kemudian bekerja menghancurkan lapisan lemak pembungkus virus.

LUAR BIASA
Menurut Agus Wiyono, DVM, PhD., Lulusan Doktor Virulogy & Imunology dari James Cook University, Australia & merupakan peneliti avian influenza dari Pusat Penelitian & Pengembangan Peternakan di Bogor, peran VCO menghambat avian influenza lebih dimungkinkan karena kadar asam laurat yang tinggi, rata-rata mencapai 50%. “Jika benar ia antiviral besar kemungkinan cara kerjanya menghambat virus itu menempel di sel,” ujarnya.

Agus Wiyono, DVM, PhD., membenarkan jika kekuatan virus sebenarnya ada pada pembungkusnya. “Jika ada obat atau zat yang bisa menghancurkan pembungkus itu berarti sangat luar biasa,” ujarnya. Maklum sepanjang pengetahuannya, virus tidak bisa dibunuh. Ia hanya dapat diisolir agar tidak berkembang. Tamiflu contohnya. Obat flu burung yang diproduksi di Swiss itu digadang-gadang bisa mencegah avian influenza. Ternyata obat itu hanya bekerja menghambat perbanyakan virus di tubuh. & obat itu pun memiliki banyak kekurangan. “Obat ini hanya efektif 2x 24 jam sejak penderita diduga suspect avian influenza,” ujarnya. Kenyataan selama ini diagnosis penderita avian influenza bisa memakan waktu berminggu-minggu.
Selain itu, Tamiflu dapat menjadi bumerang. Karena jangka efektivitas obat yang pendek, jika tidak tepat pemakaian justru menyebabkan virus avian influenza bermutasi sehingga menjadi sulit diberantas. “Kondisi ini menjadi pisau bermata dua dalam pencegahan & pengendalian avian influenza,” ujarnya.

HATI-HATI KOTORAN
Di lain pihak, sumber utama penyebaran avian influenza yakni unggas, sebagai upaya pencegahan, beberapa peternak di Lampung & Tangerang mulai memberi asupan VCO pada unggas mereka. Yaitu mencampur VCO pada pakan ayam-ayamnya.
Semula minyak dara itu hanya dipakai sebagai tambahan saat pencampuran pakan nabati dengan minyak buah merah. “VCO ditambahkan agar campuran minyak buah merah dengan pakan lebih merata,” Seperti penuturan Dharma, general manager SUMBER INTI HARAPAN (SIH) yang merupakan produsen telur omega 3, di Pasar Kamis, Tangerang. Menurut general manager SIH itu, pemakaian VCO membuat unggas lebih sehat.

Bagaimana itu bisa terjadi?, Dr drh I Wayan T. Wibawa, MS, wakil dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, menduga VCO sebetulnya bukan membentuk antibodi pada unggas.
“Ia akan memperbaiki kualitas sel mukosa atau selaput lendir sehingga saluran pernapasan menjadi baik. Otomatis virus sulit menginfeksi,” ujarnya.
Kenyataan itu ditunjang dengan kondisi ayam saat ini. “Ayam yang ada sekarang ini ayam modern,” ujar Wayan. Artinya mereka memiliki kecepatan tumbuh luar biasa. Efeknya kerja jantung & fungsi hati menjadi berat. “Sel-selnya berkembang sangat cepat sehingga mudah stres. Jika stres maka akan peka terhadap guncangan penyakit, misal flu burung,” tutur doktor Imunology & Mikrobiology dari Jerman itu.

Meski demikian Agus Wiyono, DVM, PhD., tetap menekankan kebersihan untuk mencegah avian influenza. “Sumber utama penularan avian influenza antar unggas adalah kotoran. Virus di kotoran sebetulnya mudah mati. Caranya campur kotoran dengan batu gamping, lalu tutup dengan plastik & jemurlah di bawah sinar matahari,” ujarnya. Pada manusia, modalnya rajinlah mencuci tangan dengan sabun karena virus yang menempel bakal luruh.

Sumber: Majalah Trubus, 2006 - (Dian Adijaya S)




CAMPAK / RUBELLA

Campak merupakan penyakit yang sangat menular pada anak-anak, namun dapat terjadi pada orang dewasa. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi oleh virus Rubella yang dapat menular lewat batuk, bersin & tangan yang kotor dengan cairan hidung & mulut.

GEJALA :
Demam tinggi, pusing, mata merah, hidung berair & sakit tenggorokan.
Ruam pada kulit (ruam kulit warna merah jambu) yang timbul setelah demam menurun & menyebar di seluruh tubuh.
Pembengkakan di daerah kelenjar limfe (kelenjar gerah bening) pada daerah telinga & leher.
Persendian bengkak & nyeri pada beberapa kasus.

Pengobatan RUBELLA
Terapi VCO dengan dosis 1hari 3 x 3 sendok makan selama 3 hingga 6 bulan INSYA ALLAH dapat mematikan virus Rubella

 Anak saya panas selama 2hari berturut-turut & bintik-bintik pada pergelangan tangan & sebagian tubuhnya. Menurut Dokter anak saya terkena sakit RUBELLA/CAMPAK, kemudian diberikan obat tetapi sampai 2 hari panas tidak segera turun.
Setelah diberi VCO sehari 3X 1 sendok makan. Alhamdulillah pada hari itu juga panas mulai turun, hari ke3 bintik-bintik hilang & pada hari ke empat sudah dapat bermain lagi.
Semoga pengalaman saya bermanfaat bagi orangtua lainnya.


VCO untuk CACAR AIR
Anak kami terserang virus cacar air dengan gejala panas, gatal-gatal, badan lemas, ada bintik-bintik berair pada sebagian tubuhnya selama 2 – 3 minggu-an. Kami memberinya VCO tapi dia menolak.
Pada Adiknya terlihat gejala terserang virus cacar air juga dengan ciri hampir sama, tetapi setelah diminumkan VCO dengan dosis sehari 3x 2 sendok makan untuk yang berumur 6 tahun, sehari 3X 1 sendok makan untuk yang umur 3 tahun, & sehari 3x 2 sendok teh untuk yang umur 9 bulan. serta dioleskan juga pada bintik cacar air yang akan mulai muncul pada sebagian tubuhnya.
Dengan ijin Allah sangat terasa sekali perbedaannya dengan anak kami yang terserang cacar air tetapi tidak minum VCO mengalami sakit 2-3 minggu dengan keluhan panas, gatal-gatal, badan lemas, serta muncul bintik-bintik berair lebih banyak di banding dengan yang minum VCO & dioleskan, hanya mengalami sakit 3 hari, bintik-bintik yang keluar pada sebagian tubuhnya lebih jarang, & sembuh total pada hari ke-4.  Semoga pengalaman saya bermanfaat bagi anda.
CMV  (Cytomegalovirus)

CMV (Cytomegalovirus) merupakan virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes, memiliki potensi yang berbahaya bagi janin, pasien operasi cangkok organ, mengganggu atau merusak hampir semua organ tubuh & menyebabkan hampir semua jenis infeksi.
Pengobatannya pun tidak semudah mengobati virus lainnya.
Organ yang bisa terkena CMV adalah:
·      Ginjal, disebut CMV nefritis.
·      Hati, disebut CMV hepatitis.
·      Jantung, disebut CMV myocarditis.
·      Paru-paru, disebut CMV pneumonitis.
·         Mata, disebut CMV retinitis.
·         Lambung, disebut CMV gastritis.
·         Usus, disebut CMV colitis.
·         Otak, disebut CMV encephalitis.

Gejala & Diagnosa CMV
Gejala sangat bervariasi tergantung dari organ yang diserang, bahkan ada juga yang tanpa gejala. Kebanyakan infeksi yang ada tidak terdiagnosa karena CMV seringkali menampakkan sedikit gejala, bahkan bisa tanpa gejala. Diagnosis pasti CMV ditetapkan berdasarkan pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) yang mendeteksi keberadaan DNA (materi genetik) virus CMV dalam darah. Infeksi CMV juga ditetapkan dengan pemeriksaan kadar antibodi IgG & IgM.

Akibat CMV
Akibat dari terinfeksi CMV dapat ringan, dapat pula sangat berbahaya.
Biasanya CMV menyebabkan demam, penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) & letih- lesu.
Kreatinin dapat meningkat pada pasien cangkok ginjal dengan infeksi CMV.
Infeksi pada paru-paru menimbulkan sesak & batuk.
Pada sistem cerna seperti lambung & usus, infeksi CMV menyebabkan mual, muntah & diare.
Ensefalitis (otak) CMV dapat menyebakan kejang, nyeri kepal, & koma.
Apabila penderita sedang hamil, Virus CMV pada wanita hamil dapat berakibat buruk pada janin, CMV bisa menginfeksi janin & mengakibatkan gangguan pada organ tertentu janin, dengan manifestasi berbeda-beda, misalnya kulit berwarna kuning, pembesaran hati & limpa, kerusakan atau hambatan pembentukan organ tubuh seperti mata, otak, gangguan mental, tergantung organ janin yang diserang. Umumnya janin yang terinfeksi CMV lahir prematur & berat badan lahir rendah.

Penularan CMV
Virus CMV ada dalam cairan tubuh pasien CMV & ditularkan melalui kontak selaput lendir (mulut & kelamin). Selain itu, penularan CMV bisa melalui transfusi darah, & pada bayi umumnya tertular pada saat masih dalam kandungan atau dari ASI.

Pengobatan CMV
Terapi VCO dengan dosis sehari 3x 3 sendok makan, selama 3 hingga 6 bulan INSYA ALLAH dapat mematikan virus CMV.



VCO untuk SAKIT FLU & PILEK (ALERGI FLU)

Sudah 5 tahun saya mengalami sakit alergi flu setiap pagi hari. Flu & pilek ini pasti muncul di pagi hari & akan hilang dengan sendirinya ketika pagi beralih ke siang hari. Saya juga sering mengalami bersin terus-menerus & pilek jika terkena debu saat bersih-bersih rumah.
Alhamdulillah setelah minum VCO sehari 3x 2 sendok makan selama lebih kurang 2 bulan, penyakit saya sembuh total & sekarang tidak pernah muncul lagi keluhan tersebut.





Sri Yuniarti, 33 Tahun, Pegawai Swasta, Yogyakarta

Alhamdulillah beberapa waktu lalu dengan ijin Allah saya mendapat ujian berupa SAKIT HERPES.
Gejala awal yang saya rasakan, badan demam & di bagian yang kena herpes itu, awalnya melepuh seperti terkena air panas, setelah itu pecah & bernanah, rasanya gatal & perih sekali.
Kemudian saya periksakan ke dokter spesialis kulit & diberi bermacam-macam obat yang jumlahnya cukup banyak tetapi efek terhadap penyembuhan luka terasa lama.
Keinginan kuat untuk sembuh membuat saya mencoba Herbal berupa VCO, Saya minum VCO sehari 3X 2 sendok makan, juga saya oleskan di bagian yang terkena herpes.
Alhamdulillah setelah pemakaian lebih kurang 3 minggu penyakit herpes yang saya derita sembuh total & yang membuat saya bersyukur sekali tidak meninggalkan bekas sama sekali.